Surabaya (ANTARA News) - Kepala Biro Transaksi dan Lembaga Efek Bapepam, Arif Baharudin, menegaskan bahwa dua bursa di Indonesia yakni Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta (BEJ) kelak akan digabung (merger), tapi bukan merupakan proses akuisisi. Penegasan Arif Baharudin yang mewakili Kepala Bapepam tersebut disampaikan dalam "Apresiasi Dari dan Untuk Stakeholders" 18 Tahun BES yang dihadiri seluruh jajaran Komisaris dan Direksi serta mantan Komisaris dan Direksi BES sejak BES berdiri pada 16 Juni 1989, di Surabaya, Kamis. "Pertemuan ini tampaknya ada nuansa emosional bahwa setelah merger BES nantinya akan hilang. Saya harap tidak begitu, karena BES bukan diakusisi BEJ, tapi dua bursa itu akan digabung, sehingga nantinya menjadi bursa yang lebih besar dan kuat," katanya. Dirut BES, Bastian Purnama, dalam kesempatan itu menyampaikan penghargaan atas dukungan semua stakeholders yang telah membesarkan BES. Selain itu, Bastian juga mengemukakan bahwa mulai 30 Nopember 2007 akan ada penggabungan antara BES dan BEJ menjadi Bursa Efek Indonesia. Usai sambutan Bastian Purnama ditayangkan "kesan dan pesan" sejumlah pemangku kepentingan (stakeholders) BES, diantaranya Ketua Kamar Dagang Indonesia Daerah (Kadinda) Jawa Timur (Jatim), Erlangga Satriagung, mantan Dirut BES yang pertama, Bashirudin Sarida, dan Direktur PT Pakuwon Indah, Omar Ishananto. Dalam pesan dan kesan itu, para pemangku kepentingan mengemukakan mengenai perjalanan panjang BES dan harapan jika akhirnya dimerger dengan BEJ. "Mudah-mudahan dengan digabungkannya dua bursa itu akan menjadi bursa yang lebih besar yang dapat mengakomodasi kepentingan masyarakat Jatim dan Indonesia," kata Bashirudin. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007