Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik moderat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), didukung kurs dolar AS yang melemah.

Emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni, naik 1,60 dolar AS atau 0,13 persen, menjadi ditutup pada 1.277,60 dolar AS per ounce.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, melemah 0,1 persen menjadi 97,28 pada pukul 17.18 GMT, tak lama sebelum penyelesaian (settlement) perdagangan emas.

Emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah. Jika dolar AS turun maka emas berjangka akan naik, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran juga mendukung daya tarik untuk emas sebagai salah satu aset safe-haven, kata analis pasar.

Presiden Donald Trump telah memutuskan untuk tidak menerbitkan kembali keringanan sanksi-sanksi yang memungkinkan importir besar untuk terus membeli minyak dari Iran ketika mereka berakhir pada awal Mei, Gedung Putih mengatakan pada Senin (22/4/2019).

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo juga mengancam akan memberlakukan kembali sanksi-sanksi terhadap semua negara yang mengimpor minyak dari Iran mulai 2 Mei.

Langkah baru Washington telah meningkatkan kekhawatiran tentang harga minyak yang lebih tinggi.

Sementara itu, jatuhnya indeks Dow Jones Industrial Average pada perdagangan Senin (22/4/2019) membatasi kenaikan emas lebih lanjut.

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik dua sen AS atau 0,13 persen menjadi 14,975 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 1,5 dolar AS atau 0,17 persen, menjadi ditutup pada 902,20 dolar AS per ounce. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.

Baca juga: Analis: Rupiah berpeluang menguat terbatas, tunggu hasil pemilu

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019