Mataram (ANTARA News) - Puluhan penumpang Lion Air yang tergabung dalam Forum Peduli Penerbangan (FPP) menyampaikan somasi ke Distrik Manajer Lion Air Mataram, karena mereka diterlantarkan di Bandara Juanda pada penerbangan Surabaya-Mataram Jumat (16/11) dinihari. Koordinator FPP Mataram, Dr. H Manggaukang Raba di Mataram, Jumat mengatakan, surat somasi atau teguran dengan nomor Ist/B/XI/2007 itu disampaikan Kamis (22/11) dan diterima salah seorang karyawan Lion Air Mataram, Indah C. "Upaya lain yang sedang dilakukan adalah mencari pengacara di Jakarta yang membantu proses hukum ke pengadilan jika somasi tidak ditanggapi pihak maskapai penerbangan," katanya. Dalam surat tersebut dinyatakan sebagian masyarakat NTB menilai kurangnya kualitas pelayanan maskapai penerbangan Lion Air akhir-akhir ini, karena sering terjadi delay (penundaan penerbangan). Selama ini, diakui Lion Air paling diminati oleh sebagian besar masyarakat karena tarifnya relatif murah, namun kualitas pelayanan kurang baik. "Saya bersama rombongan Press Trip dari Batam sempat terlantar satu malam di Bandara Juanda Surabaya dan terpaksa tidur di apron, karena pilot membatalkan penerbangan ke Mataram tanpa alasan yang jelas," katanya. Pembatalan penerbangan mengakibatkan sedikitnya 50 penumpang Surabaya-Mataram kesal dan sempat terjadi kericuhan di apron Bandara Juanda. Dia mengatakan, kalaupun ada delay masih bisa diterima, namun setelah menunggu berjam-jam tanpa alasan jelas, penerbangan dibatalkan dengan alasan Bandara Selaparang sudah tutup, padahal kenyataannya setelah dikonfirmasi petugas Bandara masih menunggu kedatangan Lion Air. "Alasan pembatalan itu dibuat-buat," katanya. Penumpang, lanjutnya, kemudian melakukan protes dan akhirnya pada Jumat dinihari sekitar pukul 03.30 WIB pilot meminta penumpang naik ke pesawat. Karena itu, kata Manggaukang, kalau Lion Air masih mau terbang ke Mataram hendaknya segera meningkatkan kualitas pelayanan, jika tidak maka sebaiknya hentikan penerbangan ke Mataram (NTB). Penumpang lain, Amirullah juga mengaku kesal atas buruknya kualitas pelayanan Lion Air, karena koper yang berisi pakaiannya tertinggal di Jakarta, sementara dia sudah sampai di Batam, sehingga terpaksa tidak bisa mengganti pakaian selama sehari. Koper pakaian tersebut sampai di Batam setelah hampir dua hari dan kuncinya sudah dirusak tanpa seizin pemiliknya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007