Yogyakarta (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional Kota Yogyakarta akan kembali menyelenggarakan program pesantren bagi kaum duafa selama Ramadhan, selain kegiatan pesantren Ramadhan bagi polisi dan TNI.

"Kegiatan ini sebelumnya dikenal sebagai pesantren untuk pengemudi becak. Namun, dalam dua tahun terakhir kami mengubahnya menjadi pesantren untuk kaum duafa sehingga peserta tidak hanya berasal dari kelompok tertentu saja. Sasaran menjadi semakin luas," kata Wakil Ketua I Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Yogyakarta Adi Saputro di Yogyakarta, Jumat.

Sampai saat ini, menurut Adi, warga yang berminat mengikuti kegiatan tersebut cukup banyak, bahkan melebihi kuota yang ditetapkan.

"Ada 60 warga yang mendaftar padahal kuota yang kami sediakan hanya untuk 50 peserta. Kami pun harus menyeleksi dan mengutamakan pendaftar dari warga Kota Yogyakarta," katanya.

Kegiatan pesantren Ramadhan untuk kaum duafa akan dipusatkan di Masjid Diponegoro kompleks Balai Kota Yogyakarta. Seluruh peserta akan mengikuti kegiatan sejak sore hingga subuh, dan menginap di Balai RW Miliran yang berada di samping masjid.

"Selepas subuh, mereka bisa menjalankan kegiatan sehari-hari mereka dan kembali lagi ke masjid saat sore hari untuk mengikuti kegiatan hingga subuh," katanya.

Kegiatan yang sudah disiapkan selama pesantren di antaranya, kajian menjelang buka puasa, buka puasa bersama, kajian tarawih dan subuh, tadarus Al Quran, sahur bersama dan mujahadah pagi. Seluruh peserta akan memperoleh berbagai fasilitas seperti sedekah santri, seragam dan perlengkapan ibadah, paket Lebaran serta makanan untuk berbuka serta sahur bersama.

Selain itu, Baznas Kota Yogyakarta juga akan memberikan santunan dan bingkisan kepada 300 penjaga masjid yang kurang mampu, 135 kaum rois, serta 90 penggali makam sebanyak 90 orang. Setiap bingkisan bernilai Rp500.000.

Sementara itu, Takmir Masjid Diponegoro Muchatozor mengatakan pengurus masjid sudah menyiapkan berbagai kegiatan selama Ramadhan, di antaranya mendatangkan hafiz dari berbagai daerah untuk menjadi imam shalat tarawih dan penceramah. "Untuk hari pertama tarawih, akan diisi penceramah dari Pakistan," katanya.

Selain itu pengurus masjid menyiapkan rata-rata sekitar 1.000 paket takjil setiap hari.

"Takjil ini disiapkan oleh ibu-ibu yang berada di sekitar Masjid Diponegoro. Karena jumlahnya cukup banyak, kami bahkan merekrut 150 relawan untuk membantu membagikan takjil," katanya.

Baca juga:
Pesantren Ramadhan serentak dibuka di 1.457 masjid Padang
Jaksa pun akan masuk pesantren selama Ramadhan

 

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019