Jakarta (ANTARA News) - Bappenas menyatakan, posisi tawar Indonesia dalam negosiasi-negosiasi pinjaman dan hibah luar negeri menjadi semakin baik sehingga seharusnya tidak lagi terlalu menjadi beban bagi pemerintah Indonesia "Tapi memang masih ada sedikit keraguan pada donor sehingga terkadang proses negosiasi untuk menempatkan Indonesia menjadi `leader` dalam sebuah proyek atau program pembiayaan menjadi agak lama," jelas Sekretaris Utama Bappenas, Syahrial Loetan di Jakarta, akhir pekan ini. Dia mencontohkan, keberhasilan Indonesia menjadi "leader" dalam proyek "Desentralisation Support Facilities" (DSF) yang dibiayai oleh hibah sembilan donor, yaitu Bank Pembangunan Asia (ADB), Badan Pembangunan Internasional Kanada (CIDA), Departemen Pembangunan Internasional Pemerintah Inggris (DFID), Pemerintah Jerman, Pemerintah Belanda, Program Pembangunan PBB (UNDP), Lembaga AS untuk pembangunan Internasional (USAID), dan Lembaga Australia untuk Pembangunan Internasional (AusAID), serta Bank Dunia. "Untuk negosiasi itu kita butuh waktu enam bulan. Itu pun belum semua memberikan jumlah komitmen. baru Australia dan Inggris yang menyepakati 46 juta dolar AS. Yang lainnya tunggu proyek berjalan dulu," katanya. Menurut dia, keraguan dari negara-negara donor wajar muncul mengingat Indonesia berada di tengah-tengah proses perbaikan seluruh sistem administrasi keuangan, termasuk prosedur penarikan pinjaman luar negeri. "Kita sudah punya cukup pengalaman dan kemampuan. Kita tidak meneruskan pinjaman luar negeri untuk proyek yang asal-asalan. Semua proyek yang akan dibiayai oleh pinjaman dan hibah luar negeri harus memiliki studi kelayakan dulu," jelasnya. Menurut dia, seluruh prosedur pinjaman dan hibah luar negeri kini sudah memiliki aturan yang jelas, yaitu PP 2/2006 tentang tata cara pinjaman dan/atau hibah luar negeri, yang mempersyaratkan adanya "blue book", "green book", dan "brown book." "Kita sudah mencatat kemajuan besar bisa me`lead` dana `keroyokan` seperti itu," jelasnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007