Buenos Aires (ANTARA News) - Ibu Negara Argentina, Cristina Kirchner, akan mengganti kedudukan suaminya, Senin, saat dia dilantik sebagai presiden Argentina. Kerap dibandingkan dengan Senator New York dan calon kuat presiden Amerika Serikat mendatang Hillary Clinton, Kirchner yang berusia 54 tahun dan berpenampilan glamor adalah wanita pertama yang pernah terpilih untuk memimpin Argentina. Dia meraih 45 persen suara - atau hampir dua kali sebanyak pesaingnya - dalam pemilihan presiden Oktober lalu. Suaminya, Nestor Kirchner, tidak dijelaskan kenapa mengundurkan diri setelah dia memerintah selama empat tahun pertama sebagai presiden, namun para pembantunya menandaskan bahwa ia tidak akan bergabung dengan pemerintahan isterinya. Cristina mengatakan dia akan meneruskan kebijakan ekonomi pemerintahan suaminya, yang membantu Argentina pulih kembali dari kesulitan ekonomi, sosial dan institusional yang menyebabkan jutaan rakyat menjadi miskin. Sebagian besar dari menteri-menteri kabinet masih akan tetap pada jabatannya, kecuali pada portofolio ekonomi yang akan dipercayakan kepada Martin Lousteau, ekonom berpengalaman di bidang perbankan yang kini berumur 36 tahun. Pemerintahan Kirchner akan berusaha menangani inflasi yang tinggi dan investasi asing yang merosot yang mengancam pemulihan ekonomi pemerintahan suaminya, yang lemah pada 2001 yang menyebabkan devaluasi peso dan utang yang besar dalam sejarah. Dia akan melaksanakan janji-janjinya yang menyebabkan dia unggul dalam pemungutan suara, meskipun para pakar mengatakan, dia akan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap beberapa masalah rumit pada kebijakan suaminya yang populer. Meskipun ekonomi Argentina berkembang hampir 50 persen sejak masa Nestor Kirchner, dan pengangguran berhasil diatasi sebagiannya, namun pemulihan itu dianggap masih sangat rentan. Para analis mengemukakan presiden baru menghadapi tantangan-tantangan besar, terutama di bidang ekonomi, meskipun dia juga akan menghadapi tekanan untuk mendapatkan penyelesaian dalam mengatasi makin meningkatnya tindak kejahatan. Kirchner mulai karir politiknya sebagai wakil guburnur pada 1989, dan kemudian menjadi anggota parlemen nasional. Sejak 2005 dia menjadi senator untuk provinsi Buenos Aires, kandang bagi 40 persen elektorat yang ada di Argentina. Dia berhaluan politik kiri tengah, seperti suaminya, dan disebut-sebut sebagai Peronist, karena banyak menganut filsafah politik mantan presiden Juan Domingo Peron. Presiden baru juga sering dibandingkan dengan ikon nasional "Evita", isteri kedua Peron, yang sangat berpengaruh terhadap pemerintahan suaminya namun tak pernah menjadi presiden. Isteri ketiga Peron, Isabel, menjadi presiden setelah suaminya meninggal pada 1974, namun tidak ingin dipilih untuk jabatan itu, demikian laporan AFP. (*)

Copyright © ANTARA 2007