Jakarta (ANTARA News) - Seorang anggota Komisi V DPR mengusulkan agar pengembang senior Ciputra dapat dipanggil Komisi itu berkaitan dengan reklamasi atau penimbunan pantai menjadi kawasan hunian Pantai Mutiara yang mengakibatkan terjadi pasang laut (rob). "Dulu Ciputra pernah berjanji untuk mengganti kerugian seandainya proyeknya membuat banjir," kata anggota Komisi V DPR RI, Muhayan Hasan, di Jakarta, Kamis, saat kunjungan kerjanya di Provinsi DKI Jakarta. Menurut Muhayan, masuknya air laut sampai menggenangi jalan tol Bandara Cengkareng merupakan peristiwa memalukan yang sebenarnya tidak perlu terjadi, seandainya semua pihak terlibat dalam pengembangan kawasan itu Pemanggilan tersebut, lanjut Muhayan, antara lain untuk menjelaskan antisipasi pengembang untuk mengatasi terjadi pasang laut yang dapat membuat jalan akses menuju bandara ikut terendam. "Jangan sampai pembangunan suatu wilayah mengakibatkan wilayah lain mengalami bencana. Jadi kami ingin ada semacam koordinasi agar pelanggaran tata ruang tidak terulang lagi," ujar dia pula. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane, Pitoyo Subandrio, mengatakan ketinggian rob yang terjadi beberapa waktu lalu mencapai 2,2 meter yang tergolong tinggi. "Bahkan lebih tinggi dibandingkan banjir besar yang pernah melanda DKI Jakarta tahun 2007 lalu. Ketika itu ketinggian air pasang mencapai 1,95 meter, sehingga air dari hulu menggenangi sejumlah kawasan setempat," kata Pitoyo pula. Dia mengingatkan, sebanyak 40 persen wilayah Indonesia berada pada area banjir sehingga harus membuat sistem pompa sebelum akhirnya dibuang ke laut. Pitoyo juga mengingatkan, agar kawasan yang mengalami pasang laut dapat diperbaiki kondisi lingkungannya, termasuk dengan membangun sejumlah kawasan resapan air serta situ (danau kecil). Menurut Pitoyo, Pemda setempat tengah menyelesaikan pembangunan prasarana pengendali banjir di DKI Jakarta, diantaranya Banjir Kanal Timur (BKT), disamping mengalirkan air ke laut juga menjadi wadah untuk memupuk air tanah. Ia yakin, dengan sejumlah prasarana pengendali banjir diharapkan dapat mengurangi dampak banjir besar akibat perubahan iklim dunia, kibat pemanasan global (global warming) saat ii.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007