Medan (ANTARA News) - Guru Besar Etnomosikologi Universitas Sumatera Utara (Sumut), Prof. DR Mauly Purba, menyatakan bahwa pewaris musik tradisi di Sumatera Utara kian hari kian sedikit, hal ini disebabkan tak mulusnya regenerasi seniman tradisi. "Salah satu tantangan terbesar musik tradisi Sumatera Utara adalah jumlah pewarisnya yang terus berkurang," kata Mauly Purba dalam pidato ilmiah berjudul, "Musik Tradisional Masyarakat Sumatera Utara: Harapan, Peluang dan Tantangan", di Medan, Senin. Saat ini pelestari musik tradisi tinggal kaum tua, sedangkan kaum muda memposisikan musik tradisional sebagai musik yang "old fashion". "Persepsi semacam itu sangat merugikan kesenian tradisional," katanya. Menurut dia, kehadiran institusi formal seperti Departemen Etnomusikologi di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan belum mampu secara maksimal menambah peminat musik tradisi. Minat mempelajari musik tradisional dari kalangan muda juga sulit ditumbuhkan. Hal ini bisa dilihat dari sedikitnya seniman-seniman lulusan Departemen Etnomusikologi yang menekuni kesenian tradisional. Departemen Etnomusikologi adalah lembaga pendidikan formal yang mendidik mahasiswa menjadi sarjana Etnomusikologi yang memiliki kemampuan analisis etnomusikogi. Dengan bekal itu, seharusnya mereka memiliki ketrampilan musik etnik. Mereka juga memiliki pengetahuan lebih untuk mengenali, memahami, menganalisis, menghayati, dan menjelaskan tentang kebudayaan musik dengan pendekatan etnomusikologi. "Mereka juga menguasai metode ilmiah untuk melakukan penelitian terhadap musik-musik etnik, sehingga mereka memiliki strategi untuk menjaga dan memopulerkannya," katanya. Namun, sayang tidak semua sarjana etnomusikologi mau menekuni bidangnya, katanya menambahkan. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007