Bandung (ANTARA News) - Aktris pelantun tembang "Kau dan Aku Sama", Dewi Yull, mengungkapkan bahwa anak berkebutuhan khusus (ABK) harus dibina secara mandiri serta terarah oleh orang tuanya, karena mereka memiliki potensi yang lebih dibandingkan anak normal. Hal itu dikemukakannya disela Seminar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini yang bertajuk "Pendidikan Inklusif Hak Semua Anak" di Auditorium FPMIPA UPI Bandung, Kamis. Ibu empat anak hasil pernikahannya dengan aktor Ray Sahetapi itu, mengemukakan bahwa dirinya sempat mengalami tekanan sosial dari lingkungan sekitar, bahkan dari keluarga ketika mendidik kedua anaknya yang memiliki berkebutuhan khusus, yakni Gieska dan Panji. ABK itu tak semata butuh keterampilan akademis, tetapi sangat membutuhkan motivasi, sehingga tak boleh dijauhkan karena sangat membutuhkan cinta serta kasih sayang masing-masing orang tuanya. "Gieska kini sudah menikah, dan memberi kami seorang cucu. Panji sekarang sudah kelas delapan di SLB B Pangudi Luhur, dirinya sudah mahir menggunakan komputer sebagai alat komunikasi, sehingga sering kali saya minta bantuannya kalau butuh data dari internet," kata aktris kelahiran Cirebon, Jawa Barat pada 10 Mei 1961 lalu itu. Ia menyarankan, anak-anak dimaksud harus dibiarkan untuk memilih sekolah yang mereka senangi, sehingga mampu membangkitkan kepercayaan diri melalui berbagai aktivitas yang disukainya. Sementara itu, Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Barat, Yusi Riksa Yustiana mengungkapkan bahwa setiap anak mempunyai hak sesuai prinsip dasar hak anak yang diakui hukum internasional, termasuk dasar hukum di Indonesia. "Setiap anak berhak tumbuh kembang apapun kondisi mereka. Sayangnya masih terdapat sebagian masyarakat yang menganggap bahwa ABK itu sebagai aib, bahkan banyak diantara ABK yang dikurung dalam kamar hingga dipasung," katanya. Menurut Yusi, seharusnya orang tua, guru, dan lingkungan mereka (ABK) tak melakukan diskriminasi seperti itu, Hal itu masih banyak terjadi, akibat minimnya wawasan serta lemahnya pengawasan dari pemerintah serta pihak terkait lainnya. Apabila masing-masing ABK mendapat perlindungan dari pemerintah secara menyeluruh, sehingga mendapatkan perawatan yang maksimal dari masing-masing orangtuanya, dipastikan semua anak Indonesia akan memiliki keterampilan yang terbaik, dan berguna bagi masyarakatnya, katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007