Jakarta (ANTARA) - Busana dengan motif tie-dye diprediksi akan menjadi tren untuk musim panas tahun ini.

Motif tie-dye identik dengan gerakan budaya pada tahun 1960-an, di mana orang-orangnya menjunjung tinggi musik rock yang bebas, revolusi seksual dan bohemianisme.

Namun beberapa bulan terakhir, tie-dye telah menjadi inspirasi pada berbagai acara pekan mode dan toko-toko jalanan. Kini, motif tersebut pun akan menjadi tren terpanas untuk musim panas.

Menurut artikel Independent, Rabu, istilah tie-dye menjadi kata kunci yang paling banyak muncul dalam platform pencarian mode global Lyst. Berdasarkan laporan triwulannya Lyst, kenaikan untuk kata tie-dye mencapai 154 persen pada tahun ini.

Busana yang paling menonjol datang dari label busana Skandinavia, Ganni yang mengeluarkan denim dua potong. Busana ini dikenakan oleh Gigi Hadid saat festival Coachella 2019.

Label busana Proenza Schouler juga mengeluarkan atasan turtleneck dengan warna elektrik. Sementara Prada membuat kaos yang terinspirasi dari para surfer girl.

Elizabeth von der Goltz, direktur pembelian global di Net-a-Porter, menggambarkan bahwa estetika tie-dye sebagai sebuah pelarian untuk sesuatu yang segar dan sejuk seperti rasa di California.

Sementara itu, material kain yang mewah dianggap telah membantu tie-dye menjauh dari reputasinya yang terkesan sebagai busana aneh. Kini, busana tie-dye dibuat dengan lebih memperhatikan nilai estetika.

Baca juga: Sederhana tapi nyaman, tips pilih baju Lebaran ala Zaskia Sungkar

Baca juga: Busana suku Harero menarik dikenakan wanita Indonesia

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019