Tegucigalpa, Honduras (ANTARA) - Keputusan Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez untuk mecabut dekrit yang telah menyulut demonstrasi rusuh terhadap pemerintahnya dalam beberapa hari belakangan ini gagal menghentikan pemrotes kembali ke jalan pada Senin (3/6).

Pada Ahad malam, Hernandez berjanji akan mencabut dua dekrit yang disetujui tahun lalu untuk membentuk kesatuan dengan kekuasaan untuk menyusun kembali sektor pendidikan dan kesehatan. Pengeritik khawatir kebijakan tersebut akan mengarah kepada privatisasi layanan masyarakat.

Dekrit itu secara resmi dicabut pada Senin, tapi penentang Hernandez mengatakan mereka tetap prihatin, demikian laporan Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa. Pemerintah telah mengupayakan dialog dengan serikat pekerja dan kelompok dagang, tapi kelompok itu telah menuntut persyaratan seperti topik kesehatan dan pendidikan ditangani secara bersamaan.

"Kami berjuang menghindari privatisasi layanan kesehatan umum dan pendidikan yang telah diusahakan di dalam dekrit dan peraturan dari pihak yang berkuasa, sehingga penduduk negeri miskin ini," kata Edwin Hernandez, pemimpin Landasan bagi Pertahanan Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat, kelompok dagang bagi pekerja umum.

Saat protes berlanjut pada Senin, demonstran menghalangi jalan di kota besar di seluruh Honduras dan membakar ban.

Protes dimulai hampir satu bulan lalu dan telah menarik ribuan orang saat protes meningkat selama 10 hari belakangan ini.

Sumber: Reuters
 

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019