Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah siap mengembangkan kedelai seluas 200.000 hektare (ha) di seluruh tanah air pada 2008 guna meningkatkan produksi dalam negeri, kata Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Departemen Pertanian, Sutarto Alimuso. Di Jakarta, Jumat, ia mengemukakan bahwa produksi kedelai nasional pada 1992 pernah mencapai 1,8 juta ton atau naik 300 persen dibanding 1988 yang hanya 600 ribu ton. "Dengan mengembangkan kedelai seluas 200 ribu hektar tersebut diharapkan produksi nasional bisa kembali seperti tahun 1992," katanya usai melantik pejebat eselon III dan IV di lingkungan Ditjen Tanaman Pangan. Sutarto mengatakan, pengembangan kedelai tersebut akan dilakukan di lebih dari 100 kabupaten terutama dengan memanfaatkan lahan-lahan menganggur yang banyak teradapat di daerah. Menurut dia, saat ini banyak lahan yang dibiarkan tidak ditanami komoditas apapun sehingga bisa dimanfaatkan untuk pengembangan kedelai, apalagi komoditas tersebut tak terlalu memerlukan banyak air. Untuk mendorong pengembangan kedelai tersebut,tambahnya, pemerintah akan memberikan dukungan berupa bantuan benih, memfasilitasi kegiatan pertemuan dua pekan sekali. Selain itu, Ditjen Tanaman Pangan juga mengembangkan percontohan budidaya kedelai yang baik dan benar. Menyinggung target produksi kedelai nasional dengan pengembangan seluas 200 ribu ha tersebut, Dirjen mengatakan, untuk produktivitas tanaman diharapkan sebanyak 2 ton per hektar atau naik 1 ton per hektar dari saat ini yang hanya 1,3 ton. Dia menyatakan keyakinannya hal itu bisa tercapai mengingat potensi produktivitas kedelai di tanah air sebenarnya mencapai 3 ton per hektar bahkan di Jawa Tengah hingga 3,2 ton. "Jika pada 1992 produksi kedelai bisa ditingkatkan 300 persen dalam empat tahun maka sekarang kalau perlu dalam satu atau dua tahun bisa digenjot," katanya. Ketika ditanyakan anjloknya produksi kedelai nasional setelah 1992, Sutarto mengatakan, hal itu disebabkan rendahnya harga komoditas tersebut sehingga tidak menguntungkan petani. Pada 1992 harga kedelai di tingkat petani sekitar Rp8.000/kg, namun saat ini hanya Rp4.000/kg sehingga tidak menarik minat petani mengembangkannya. "Oleh karena itu, kita mengusulkan harga di petani sekitar Rp5.500 per kilogram," katanya. Dengan produktivitas tanaman sebanyak 2 ton per hektare, menurut dia, maka pendapatan yang mereka peroleh mencapai Rp16,5 juta. Mengenai bantuan benih dalam upaya pengembangan kedelai 2008, Sutarto mengatakan, hal itu tergantung permintaan daerah. Jika nantinya kurang, pemerintah telah menyiapkan cadangan benih sebanyak 2000 ton, setara 50 ribu ha, serta bantuan benih unggul 4.000 ton setara 100.000 ha atau secara keseluruhan untuk mencukupi 350.000 ha sudah disiapkan. Selain yang 200 ribu ha tersebut, lanjutnya, Deptan akan bekerjasama dengan BRI dan Perum Bulog juga siap mengembangkan kedelai seluas 10 ribu ha selain itu dengan Depnakertrans juga sekitar 10.000 ha. Begitu juga peluang pengembangan kedelai dengan Departemen Kehutanan tengah dijajagi, sehingga diharapkan nantinya mampu mencapai 900.000 ha. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008