"Pada hari-hari biasa perjalanan dari Kabanjahe-Medan maupun sebaliknya hanya ditempuh selama lebih kurang tiga jam," kata salah seorang pengemudi asal Medan, Ando (40) di Berastagi, Sabtu malam.
Perjalanan pada malam hari ini, benar-benar membosankan dan sangat melelahkan, karena mengalami kemacetan.
Kemacetan yang terjadi di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Kota Berastagi, Kabupaten Karo dengan Sibolongit, Kabupaten Deli Serdang tidak perlu diherankan, dan hal itu sudah biasa.
"Apalagi, pada Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah, dan baru saja selesai melaksanakan ibadah puasa pada bulan Suci Ramadhan," ujar Ando.
Ia menyebutkan, jalinsum di Kabanjahe tidak hanya menghubungkan dengan Kabupaten Dairi, dan Kabupaten Pakpak Bharat, tetapi juga daerah Kota Cane, Provinsi Aceh.
"Jadi, jalinsum di Kabanjahe berada di wilayah Pantai Timur Sumatera yang sangat padat arus lalu lintasnya, para pengemudi kendaraan, dan rawan kecelakaan," katanya.
Sebelumnya, Ribuan kendaraan mobil pribadi dan sepeda motor di Jalan Lintas Sumatera Utara di daerah Kabanjahe- Kabupaten Deli Serdang, Medan, wilayah Provinsi Sumatera Utara pada H+3 Hari Raya Lebaran Idul Fitri 1440 Hijriah
dalam keadaan padat merayap.
Pemantauan ANTARA, Sabtu malam sekitar pukul 22.00 WIB, ruas jalan lintas Sumatera (Jalinsum) di daerah tersebut cukup padat, sehingga arus lalu lintas terpaksa diurai oleh petugas kepolisian yang berada di lapangan.
Kemacetan yang terjadi, bukan hanya di jalinsum Kabupaten Karo- Kabupaten Deli Serdang-Kota Medan, dan melainkan juga sebaliknya.
Jalinsum mengalami kemacetan itu, yakni daerah objek wisata Bukit Kubu, Berastagi, Bandar Baru, dan pemandian Sembahe, Kabupaten Karo.
Kemudian lokasi objek wisata Gren Hill, Sibolangit, dan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang. Selanjutnya Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan dan Jalan Jenderal Ahmad Haris Nasutin, Kota Medan.
Sejumlah Personel Satlantas Polrestabes Medan terpaksa turun tangan mengatur kemacetan yang terjadi daerah Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang.
Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019
