Pekanbaru (ANTARA News) - Gubernur Riau, HM Rusli Zainal, memiliki kenangan tersendiri terhadap sosok mantan Presiden Kedua RI, HM Soeharto (Pak Harto), yang pernah dipasanginya tanjak (ikat kepala khas Melayu). "Sebuah kehormatan dan kenangan yang tidak akan bisa saya lupakan, saat terakhir bertemu langsung dengan beliau di Taman Mini. Bahkan, saya sempat memasangkan tanjak," ungkap gubernur saat ditemui di Pekanbaru, Senin. Dengan mata berbinar, ia bercerita, akan kekagumannya pada tokoh penguasa Orde Baru itu mengingat suasana saat Ulang Tahun Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 2005, dan Pak Harto sempat singgah di anjungan Riau. Ketika itu, ia tidak hanya berkesempatan berfoto dan berdialog langsung dengan Pak Harto, namun juga memasangkan tanjak kehormatan masyarakat Riau untuk pemimpin kharismatik itu. "Suasana saat itu sangat berkesan bagi saya," ungkap Rusli. Ketua Umum Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Golkar Riau itu mengakui saat mahasiswa dulu dia juga sempat bertemu dengan Presiden kedua RI itu di Istana Negara, namun pertemuannya tidaklah sedekat saat di TMII. Mantan qori nasional tersebut mengakui, mengagumi sosok Soeharto, bahkan merasa terkejut begitu mendapat kabar Pak Harto wafat pada Minggu (27/1) di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta yang kemudian dimakamkan pada Senin di Astana Giri Bangun, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Begitu mendengar kabar duka, ia menyatakan, langsung menyempatkan diri melayat ke rumah duka di Jalan Cendana 8, Jakarta, pada Ahad malam. "Saya datang melayat sebagai pribadi dan sebagai perwakilan rakyat Riau," ujarnya. Ia mengatakan, sebagai pribadi dan atas nama Pemerintah Provinsi Riau dan rakyat Riau menyampaikan belasungkawa, duka cita mendalam atas meninggalnya mantan presiden Republik Indonesia yang kedua itu. Ia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Riau untuk turut mendoakan Pak Harto, agar seluruh darma bakti dan amal baiknya selama ini diterima Allah SWT. Selain itu, ia mengemukakan, sebagai pemimpin bangsa lebih dari 30 tahun, banyak jasa yang telah diberikan Pak Harto, namun sebagai manusia, Pak Harto tentu tak lepas dari kesalahan, karena itu ia mengajak seluruh masyarakat Riau untuk berlapang dada, memberikan maaf kepada Pak Harto. "Jasa Pak Harto untuk negeri ini sungguh besar. Pengabdiannya pada negara perlu dihargai," ujarnya. Bahkan, ia saat akan membuka Rapat Kerja Lembaga Pelatihan Tilawatil Quran (LPTQ), mengajak peserta untuk membacakan Al Fatihah bagi almarhum Pak Harto. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008