Karanganyar, Jateng (ANTARA News) - Hujan deras disertai petir sejak Senin (28/1) pukul 24.00 WIB hingga Selasa (29/1) pukul 10.00 WIB mengguyur Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa tengah, lokasi pemakaman mantan Presiden Soeharto di Astana Giribangun. Hujan deras berdurasi panjang tersebut menyebabkan tebing Bukit Giribangun yang sebelumnya telah diperbaiki akibat terkena longsor Desember 2007, Selasa (29/1) dini hari kembali longsor sehingga menyebabkan arus lalu lintas agak terganggu. Hujan deras disertai petir itu juga membuat warga yang tengah tertidur nyenyak terbangun ketakutan karena hujan seperti itu dalam beberapa bulan terakhir ini belum pernah terjadi di Kecamatan Matesih. Hingga Selasa sore mendung masih menyelimuti Matesih. "Saya terbangun dan ketakutan ketika ada hujan deras disertai petir. Padahal sebelumnya hujan seperti ini belum pernah terjadi. Saya nggak tahu kenapa tiba-tiba turun hujan deras disertai petir," kata Sutanto (43) warga Giribangun. Kepala pengelola Makam Astana Giribangun, Sukirno, menyatakan bersyukur saat pemakaman Pak Harto, cuacanya tidak begitu panas dan tidak hujan sehingga prosesi pemakaman Pak Harto dapat berlangsung lancar. "Baru Senin (28/1) tengah malam hingga Selasa (29/1) pagi turun hujan deras disertai petir menggelegar mengguyur Astana Giribangun sehingga menyebabkan suasana di tempat ini menjadi sejuk," katanya. Suasana yang sejuk menambah semangat masyarakat berbondong-bondong untuk berziarah ke makam Jenderal Besar Bintang Lima Soeharto. Sejak mulai dibuka untuk umum`Selasa (29/1) masyarakat terus berdatangan ke Makam Astana Giribangun untuk mendoakan Pak Harto dan Ibu Tien Soeharto yang juga dimakamkan di tempat itu. Mantan Jaksa Agung Ismail Saleh mengatakan, hujan deras yang mengguyur Giribangun menambah suasana sejuk sehingga membuat dirinya datang lagi ke Giribangun untuk mendoakan mantan Presiden Soeharto. "Sebenarnya, kemarin (Senin, 28/1) saya sudah datang ke Giribangun bersama rombongan pelayat lain dari Jakarta. Namun tidak sampai ikut ke lokasi pemakaman Pak Harto karena ada kendala, yakni kaki saya sakit," katanya usai berziarah di makam Pak Harto. Baru hari ini (Selasa, 29/1) dirinya bisa naik dan masuk ke lokasi pemakaman di Giribangun untuk mendoakan Pak Harto agar amal dan ibadahnya diterima Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. "Saya sebenarnya orang yang tidak gampang menangis, namun saat berziarah ke makam Pak Harto saya `trenyuh` dan menangis. Pak Harto bagi saya merupakan seorang bapak yang jasa-jasanya sangat besar bagi negara dan bangsa ini," kata mantan Menteri Kehakiman itu.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008