Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyusun pedoman jalur Geowisata Geopark di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sebagai usaha pengembangan Geopark Nasional Banyuwangi sebagai UNESCO Global Geopark.

Kepala Bidang Ekowisata Kemenpar Gunawan Wimbawa di Jakarta, Kamis, mengatakan, penyusunan jalur geowisata dilakukan untuk memadukan keragaman geologi dengan keanekaragaman hayati dan kekayaan budaya di kawasan Geopark Nasional Banyuwangi.

“Ini sekaligus merumuskan langkah bersama lintas sektor dalam mewujudkan jalur geowisata untuk mendukung pengembangan Geopark Nasional Banyuwangi sebagai UNESCO Global Geopark dan destinasi pariwisata dunia,” katanya.

Nantinya akan ada beberapa jalur geowisata, pertama Jejak Pembentukan Kaldera Gendeng/Ijen Tua, kedua Komplek Batuan Vulkanik Pegunungan Meru, ketiga Mengungkap Pembentukan Kars dan Aluvium Alas Purwo, dan keempat Lanskap/Bentang Budaya Banyuwangi.

Lebih lanjut, Gunawan Wimbawa menjelaskan, dalam kegiatan pembahasan jalur Geowisata Geopark Banyuwangi dengan mengundang berbagai pihak itu, ia menyebutkan ada tiga faktor yang menentukan pengembangan Geopark yaitu geologi (geodiversity), hayati (biodiversity) dan budaya.

“Tiga faktor itu harus dikaitkan agar bisa dimanfaatkan untuk pengembangan Geopark menjadi objek wisata," katanya.

Gunawan menjelaskan, pengembangan Geopark Banyuwangi menjadi objek wisata membutuhkan berbagai penanganan mulai penentuan objek wisata yang akan dikembangkan, pembangunan infrastruktur, termasuk peningkatan sumber daya manusia (SDM).

"Di Indonesia, pemerintah perlu turun tangan memberikan pemahaman dan pendidikan pentingnya pengembangan Geopark kepada berbagai kalangan, termasuk anak-anak sekolah," katanya.

Baca juga: Asesor Geopark UNESCO tinjau kesiapan Banyuwangi

Baca juga: Jumlah pengunjung TN Alas Purwo terus meningkat

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019