Islamabad (ANTARA News) - Dua pria yang ditangkap sehubungan dengan pembunuhan Benazir Bhutto, Rabu, mengaku mereka membantu penyerang mantan perdana menteri dan pemimpin oposisi Pakistan itu, kata polisi. Kedua tersangka tersebut mengatakan mereka berada di tempat kejadian dan telah memberi tempat berlindung bagi pembom bunuh diri, yang diidentifikasi sebagai Bilal, di satu rumah di Rawalpindi pada malam sebelum serangan itu, kata pemimpin polisi penyidik pada taklimat. Hasnain Gul dan Rafaqat, yang diidentifikasi dengan satu nama, mengeluarkan pernyataan mereka sebelum seorang hakim Pakistan di Rawalpindi, tempat Benazir dibunuh dalam serangan senjata api dan bom bunuh diri pada 27 Desember 2007 di luar tempat pertemuan terbuka. "Mereka memberikan jaket bunuh diri dan pistol kepada Bilal," kata Chaudhry Abdul Majid. Ditambahkannya, Bilal sebelumnya ingin melancarkan serangan bunuh diri di dalam pertemuan terbuka tapi tak bisa memasuki tempat pertemuan. "Bilal sendiri melepaskan tembakan dan melakukan serangan bunuh diri," kata Majid dikutip AFP. Gul mengatakan kepada polisi bahwa ia ingin "membalas" terbunuhnya seorang teman dekatnya dalam satu serangan militer di Masjid Merah, Islamabad, 2007, katanya. Presiden Pakistan Pervez Musharraf memerintahkan militer menyerbu tempat ibadah pengikut garis keras tersebut pada Juli, setelah pengepungan lama dalam operasi yang menewaskan lebih dari 100 orang. Serangan itu menyulut kemarahan di kalangan pengikut garis keras dan menyulut kerusuhan mematikan, termasuk serangan bunuh diri. Gul dan Rafaqat ditangkap dalam satu serangan polisi di Rawalpindi pada 7 Februari, sehari sebelum personil dinas intelijen Inggris, Scotland Yard, mengatakan Benazir telah tewas oleh kuatnya ledakan bom bunuh diri dan bukan oleh tembakan. Laporan tersebut menyimpulkan seorang penyerang melepaskan tembakan ke arah Benazir sebelum meledakkan bom. Tim forensik Inggris dan ahli lain menghabiskan waktu dua pekan di Pakistan pada Januari atas undangan Musharraf. Partai Rakyat Pakistan (PPP), pimpinan Benazir, menolak laporan Inggris itu, dan berkeras ia tewas oleh tembakan. Pemerintah Pakistan dan Badan Intelijen Pusat AS (CIA) telah menuduh Batullah Mehsud, seorang komandan gerilyawan yang memiliki hubungan dengan Al-Qaeda dan berpusat di daerah suku di Waziristan Selatan, mendalangi serangan tersebut. Tetapi ia telah membantah bahwa ia terlibat dalam peristiwa itu.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008