Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Maluku sekarang Karel Albert Ralahalu yang didukung kembali oleh PDI Perjuangan sebagai calon gubernur 2008-2013 terus mendapat sokongan masyarakat asalkan menggandeng tokoh dari kalangan Islam yang benar-benar mengakar pada pilkada provinsi Maluku. Dukungan 120 kepala desa se-Kabupaten Maluku Tenggara yang disampaikan secara tertulis ke DPD PDI Perjuangan Maluku, yang diperoleh di Jakarta, Selasa menyebutkan, sudah menjadi fatsun politik di Maluku, jika orang nomor satunya dari kalangan Nasrani maka pendampingnya harus berasal dari kalangan Muslim. Demikian pula sebaliknya, mengingat kontelasi pasca kerusuhan Maluku masih sedikit banyak membekas di masyarakat. Saat ini menjelang pilada Maluku yang menurut rencana akan dilakukan pada Juli 2008, aksi dukung mendukung terus dilakukan oleh berbagai organisasi kemasyarakatan terhadap para kandidat. "Realitas politik di Kabupaten Maluku Tenggara mengisyaratkan bahwa masyarakat menyambut dan mendukung penuh pasangan Karel Albert Ralahalu dengan Said Assagaff yang sekarang masih menjabat sebagai Sekretaris Daerah Pemrov Maluku sebagai gubernur dan wakil gubernur Maluku mendatang," kata Wakil Ketua Bidang Politik dan Pemenangan DPC PDI Perjuangan Maluku Tenggara, Johan Rahantoknam, dalam keterangan tertulisnya. Dukungan untuk Assagaf tidak saja datang dari kalangan Islam tetapi juga dari umat Kristiani. Dari Gereja Sinode Maluku, harapan agar PDI Perjuangan menduetkan Karel dengan Assagaff juga didengungkan Pendeta Dr John Ruhulessin, Ketua BPH Sinode GPM. "Kita berharap kedamaian di Maluku terus terbina dan aspirasi masyarakat bisa tersalurkan di Pilkada nanti. Yang paling tepat untuk memimpin Maluku 2008-2013 adalah pasangan Karel-Assagaff karena merupakan kombinasi yang tepat dari representasi Kristen-Islam," jelas John Ruhulessin. Penelitian Lembaga Kajian Pilkada AAFED di Maluku beberapa waktu yang lalu, menyebutkan, karakteristik di Maluku sangat unik. Masyarakat di sana sudah lelah dengan konflik sehingga sangat wajar jika pilihan tersebut merupakan representasi dari tokoh Kristen maupun Islam. "Assagaff sangat kecil resistensinya baik di kalangan Islam maupun Kristen. Apalagi selama lima tahun terakhir yakni ketika hubungan Gubernur Karel Ralahalu dengan Wakil Gubernur Latuconsina tidak harmonis, praktis yang menjadi konduktor pemerintahan di Maluku adalah Sekda Said Assagaff," ungkap peneliti AAFED, Ami Purnamawati. Ami yang juga kandidat doktor komunikasi dari Universitas Padjadjaran tersebut berpendapat, sangat rugi jika PDI Perjuangan tidak memasangkan Karel-Assagaff karena hasil di Pilkada 2008 sangat berpengaruh bagi peta politik di Pemilu Legeslatif maupun Pilpres 2009. DPP PDI Perjuangan sendiri telah menetapkan Karel Albert Ralahalu sebagai calon tunggal Gubernur Maluku, sedangkan figur pendampingnya diserahkan kepada Ralahalu untuk memilih sendiri pasangannya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008