Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) dapat membantu pengendalian produksi pertanian khususnya padi karena dapat menciptakan hujan buatan untuk mengatasi masalah kekeringan.

"Kita sebenarnya sudah sejak lama ingin mengendalikan produksi pertanian kita itu dengan teknologi modifikasi cuaca, jadi melalui Kementerian Pertanian. Ini bukan sesuatu yang baru tapi sudah lazim digunakan seperti di Thailand," kata Hammam kepada wartawan, Bogor, Jawa Barat, Rabu

Dia mengatakan pertanian di Thailand berkembang baik, salah satunya karena teknologi pertanian yang maju dan memanfaatkan hujan buatan sehingga dapat menurunkan hujan saat dibutuhkan.

"Raja Thailand memberikan hujan kepada rakyatnya, istilahnya mensubsidi rakyatnya, kalau kita kan ada subsidi bahan bakar dan sebagainya, ini kalau Raja Thailand memberikan subsidi dalam bentuk hujan buatan, sehingga hujan buatan untuk pertanian berjalan sepanjang tahun supaya bisa berkelanjutan mengendalikan produksi makanya pertanian di Thailand bagus, pertaniannya maju bukan hanya teknologi kemampuan pertanian maju tapi cara dia membangun ekosistemnya itu bagus," ujarnya.

Sementara di Indonesia, penyemaian hujan buatan ini belum menjadi suatu strategi utama untuk dilakukan dalam mendukung pertanian berkelanjutan. Bayangkan jika lahan-lahan pertanian padi mengalami kekeringan, maka potensi kegagalan panen dan kerugian akan besar. Padahal kekeringan akan dapat mengakibatkan produksi pangan menurun dan sering terjadi di Indonesia tiap tahunnya.

Saat ini, BPPT masih mematangkan perencanaan dan penghitungan untuk pemanfaatan teknologi modifikasi cuaca secara lebih luas di Tanah Air yakni untuk wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat, di mana sebagian besar lahan pertanian padi ada di daerah-daerah tersebut.

Tarif untuk jasa teknologi modifikasi cuaca di tiap daerah berbeda, antara lain Jawa Barat dengan nilai sekitar Rp4,5 miliar untuk 30 hari, Bali dengan biaya sekitar Rp6 miliar untuk 30 hari.

Sementara, penggunaan jasa penyemaian hujan buatan di Jawa Barat ditaksir dengan harga Rp155 juta, Banten dengan Rp141 juta dan Nusa Tenggara Timur dengan tarif Rp216 jjuta per hari.

Nilai tersebut sudah mencakup seluruh bahan, alat dan tenaga untuk memanfaatkan teknologi modifikasi cuaca termasuk pesawat, penyemaian garam dan kru.

Baca juga: BPPT: TMC cegah kerugian panen akibat kekeringan Rp3 triliun
Baca juga: BPPT siapkan TMC untuk menanggulangi kekeringan di sejumlah daerah
Baca juga: Pesawat TMC hujan buatan geser ke Sumut




 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019