Jakarta (ANTARA News) - Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) meminta pemerintah mulai serius mengembangkan bahan bakar nabati (BBN) dan produk biji-bijian karena harga kedua produk di pasar dunia terus meningkat sementara potensi Indonesia untuk mengembangkannya besar. "Kita pasti bisa apalagi tanah kita luas, petani rajin, dan partner mendukung, jadi tidak ada alasan, kita harus menggenjot produksi BBN dan biji-bijian. Itu yang saya usul kepada pemerintah," kata Ketua Dekopin Adi Sasono di Jakarta, Senin, setelah menghadiri acara penutupan Agrinex Expo 2008 di Jakarta Convention Center (JCC). Adi mencontohkan, harga beras di pasar dunia saat ini mencapai 708 dolar AS/ton dan diperkirakan akan mencapai 900 dolar AS/ton. Oleh karena itu, bila Indonesia mampu meningkatkan produksi biji-bijian dalam hal ini beras akan dapat menambah pendapatan negara melalui devisa untuk produk tersebut. "Selain itu harga minyak dunia sudah mencapai kisaran 110-113 dolar AS/barel, ini tidak masuk bila dianalisis dari biaya up liftingnya. Ini permainan di pasar uang yang tidak bisa kita kendalikan tetapi sekaligus mencerminkan masa depan BBN yang cerah," katanya. Kenaikan kedua produk tersebut di pasar dunia bila disikapi dengan pengelolaan yang serius akan merupakan kabar baik bagi petani di Tanah Air. Ia mencontohkan, untuk produk biji-bijian seperti kedelai harga termurah di pasar dunia adalah 600 dolar AS/ton padahal biaya produksi kedelai dalam negeri hanya menelan harga pokok produksi sebesar 200 dolar AS/ton sehingga masih dimungkinkan margin sebesar 400 dolar AS/ton. "Demikian pula dengan beras, ada margin yang cukup besar. Di sini ada peluang besar kalau para pengusaha mau terjun ke bisnis ini dan bisa berbagi dengan petani," katanya. Apalagi, saat ini sudah banyak teknologi yang mendukung peningkatan hasil panen untuk produk-produk bahan baku BBN seperti singkong racun yang dikembangkan di Lampung sebagai bahan baku bioetanol. Belum lama ini seorang peneliti di Lampung menemukan cara untuk dapat meningkatkan produksi singkong racun mencapai 320 ton/ha. Adi mengatakan, Dekopin saat ini berkepentingan dengan dunia agribisnis dan pertanian karena dari 35 juta anggota koperasi di seluruh Indonesia sebanyak 21 juta di antaranya bergerak di bidang pertanian. "Pertanian ini juga sebenarnya merupakan bidang yang dapat secara cepat memberikan keuntungan, jadi saya minta pemerintah menyadari pentingnya memajukan sektor yang berkaitan dengan kesejahteraan orang banyak ini," katanya. Ia juga meminta kepada pemerintah segera menambah dan menyiapkan lahan untuk menanami tanaman bahan baku BBN dan biji-bijian untuk kepentingan tersebut. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008