Jakarta (ANTARA News) - Maskapai penerbangan swasta terbesar, Lion Air, bersiap menggarap pasar regional ke Ho Chi Minh, Vietnam mulai 18 April 2008 melalui Singapura, yang merupakan bagian dari ekspansi mereka ke kawasan Asia dan Asia Timur, termasuk Australia. "Ini tahap awal. Rute internasional ini akan digarap dengan pesawat B737-900ER terbaru dengan frekuensi sekali per hari," kata Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana kepada pers usai menandatangani Nota Kesepahaman Pemberdayaan SDM dengan empat bupati, Papua Barat, di Jakarta, Rabu. Dua dari empat bupati yang hadir dalam kesempatan itu yakni Bupati Fak-fak Wahidin Puaranda, Bupati Kaimana Hasan Ahmadi dan Ketua DPRD Kaimana, Syaif Syaifadah. Dua bupati tersebut menandatangani Nota Kesepahaman dengan Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait disaksikan Rusdi Kirana. Menurut Rusdi, potensi pasar sangat signifikan, khususnya untuk segmen pariwisata dan pebisnis. "Vietnam adalah kekuatan ekonomi baru di Asia, selain China. Pertumbuhan ekonominya di atas Indonesia. Padahal, baru merdeka tahun 70-an," kata Rusdi. Untuk itu, tegasnya, momentum Visit Indonesia Year tahun ini, potensi wisatawan dari Vietnam layak diperhitungkan. Lion juga akan mengundang sejumlah agen perjalanan dan jurnalis dari berbagai media di Vietnam untuk berkunjung ke Indonesia, terutama Bali pada penerbangan itu. "Setelah pasar Vietnam, Lion juga bersiap memasuki pasar Asia Timur lainnya, termasuk Australia tahun ini. Ini di luar paket ekspansi untuk mendirikan perusahaan Lion Air di sejumlah negara di ASEAN seperti Malaysia dan Thailand serta Australia," katanya. Selain itu, untuk pasar domestik, lanjut Rusdi, Lion juga akan serius menggarap pasar lintas Sumatera, mulai dari Aceh hingga Palembang, tahun ini karena beberapa bandara di daerah sudah sangat memadai didarati pesawat Jet. "Jadi, kalau orang Pekanbaru mau ke Medan harus ke Jakarta dulu, nantinya tak perlu lagi. Lion siap menyediakan penerbangannya," katanya. Tidak hanya itu, rute-rute perintis di sekitar Medan, juga akan dilayani Lion Air seperti ke Nias, Sibolangit dan sejumlah kabupaten di sekitar Medan dengan bandara pengumpul di ibukota Sumatera Utara itu. Tambah Propeler Selain itu, Rusdi menegaskan, komitmennya untuk melayani seluruh destinasi di Papua, antara lain dengan menambah pesawat propeler. "Saat ini kami punya tiga pesawat Dash 8 buatan Bombardier dan untuk kepentingan itu akan ditambah menjadi 15 pesawat propeler," katanya. Soal 15 propeler tersebut, kata Rusdi, saat ini sedang dijajaki tipe pesawatnya. "Kami sedang jajaki apakah CN-235 terbaru buatan PT DI (Dirgantara Indonesia) atau ATR," katanya. Untuk mendukung kepentingan itu, pihaknya berencana memberdayakan sumber daya manusia (SDM) Papua untuk dilatih menjadi SDM penerbangan di segala posisi, baik "ground handling", pramugari, teknisi bahkan penerbang. "Kami siap merekrut SDM Papua dalam berbagai posisi dan biayanya sepenuhnya menjadi beban Lion. Penempatannya, tidak hanya di Papua tetapi perwakilan Lion di seluruh Indonesia," katanya. Rusdi menegaskan, komitmen tersebut dalam jangka panjang sesuai perkembangan dan pertumbuhan Lion Air ke depan. Saat ini, Lion mengoperasikan 40 pesawat berbagai tipe, termasuk B737-900 ER. Khusus untuk tipe B737-900ER ini, maskapai itu telah memesan hingga 178 unit. Dari total pesanan itu, sebanyak 9 pesawat sudah beroperasi dan tahun ini, mulai April akan datang lagi dua unit dan mulai Oktober setiap bulan satu pesawat. (*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008