Kami selalu meningkatkan kewaspadaan karena Pantai Wanasalam sebagai daerah 'zona merah' bencana gempa dan tsunami
Lebak (ANTARA) - Aktivitas masyarakat Pantai Wanasalam, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten kembali normal pascagempa magnitudo 5,2 yang terjadi pada Minggu (28/7) pukul 21.25 WIB.

"Warga sempat berhamburan keluar rumah ketika merasakan gempa magnitudo 5,2 itu," kata Camat Wanasalam Cece Saputra saat dihubungi di Lebak, Senin.

Saat ini, masyarakat kembali melaksanakan berbagai kegiatan, seperti melaut, berdagang, bertani, dan di perkantoran secara normal.

Pesisir Pantai Wanasalam Kabupaten Lebak merupakan "zona merah" gempa tektonik dan tsunami sebab berhadapan langsung dengan perairan Samudera Hindia.

Oleh arena itu, kata dia, pemerintah membangun gedung "shelter" dengan empat tingkat di Desa Muara Binuangeun untuk menampung ribuan orang dari ancaman tsunami.

Namun, saat gempa magnitudo 5,2 yang terjadi Minggu (28/7) malam, tidak ada warga berlarian ke gedung tersebut.

Selain itu, pemerintah kecamatan terus mengoptimalkan sosialisasi tentang mitigasi  bencana guna meningkatkan pemahaman warga tentang bagaimana menghadapi gempa dan tsunami.

Ia mengatakan sosialisasi tentang mitigasi bencana untuk mengurang risiko kebencanaan.

"Kami setiap mengunjungi warga juga rapat-rapat selalu menyampaikan kewaspadaan bencana gempa dan tsunami itu," kata dia.

Dia mengatakan gempa berkekuatan 5,2 Skala Richter (SR) tidak menimbulkan kerusakan, meski lokasinya cukup berdekatan dengan pusat gempa di Muara Binuangeun. Getaran gempa berlangsung delapan detik dan tidak ada gempa susulan.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatalogi, dan Geofisik (BMKG) pusat gempa berada 59 km barat daya Bayah-Banten 67 km tenggara Muara Binuangeun-Banten 75 km barat daya Kabupatem Sukabumi, Jabar 146 km barat daya Serang, Banten dan 164 km barat daya Jakarta-Indonesia. Kedalaman gempa 10 kilometer dengan koordinat 7,42 Lintang Selatan dan 106,03 Bujur Timur itu, tidak berpotensi tsunami.

"Kami selalu meningkatkan kewaspadaan karena Pantai Wanasalam sebagai daerah 'zona merah' bencana gempa dan tsunami," katanya.

Iming (45), nelayan di Pantai Wanasalam, Kabupaten Lebak, mengaku bersama nelayan lain tetap melaut dan tidak terpengaruh gempa tersebut.

Meski demikian, ia tetap selalu waspada jika merasakan gempa guna mengantisipasi risiko kebencanaan.

"Kami di sini sudah biasa merasakan gempa karena lokasinya sangat berdekatan dengan pusat gempa. Kami dan anggota keluarga malam tadi sempat keluar rumah saat gempa terjadi," katanya.

Baca juga: Warga selatan Lebak pascagempa 5,2 SR relatif aman
Baca juga: BPBD Lebak: Belum ada laporan kerusakan akibat Gempa

 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019