Dili (ANTARA News) - Timor Timur akan melancarkan operasi militer pekan depan untuk menangkap tentara pemberontak pelarian yang dipercaya terlibat dalam upaya pembunuhan terhadap Presiden Jose Ramos-Horta, pemimpin militer mengatakan Jumat. Operasi itu, yang akan melibatkan 2.000 tentara dan polisi, akan dilancarkan Rabu kecuali pemberontak menyerahkan diri mereka, kata Brigadir Jenderal Taur Matan Ruak. Pemberontak telah menyerang rumah Ramos-Horta 11 Februari, melukainya dengan serius dalam tembak-menembak. "Mula-mula kami tidak ingin menggunakan tembakan senjata dalam operasi itu, tapi beberapa orang tidak bekerjasama dengan kami dan masih bersembunyi," kata Ruak, yang menambahkan bahwa kekuatan adalah pilihan terakhir. Ruak mengatakan operasi 10 hari itu akan melibatkan pencarian pintu-ke-pintu, penangkapan orang yang memberikan perlindungan atau makanan pada pemberontak dan penggunaan kekuatan terhadap pemberontak. Pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Gastao Salsinha bulan lalu berusaha untuk meloloskan diri dari pengepungan oleh pasukan keamanan, tapi Ruak mengatakan pemerintah telah melacak pemberontak ke distrik Ermera, 75 Km dari ibukota Dili. Tentara pemberontak senior lainnya yang dituduh terlibat dalam serangan itu telah menyerahkan diri bulan lalu dan pemerintah telah menyampaikan kepercayaannya bahwa pemberontak yang tersisa akan menyerahkan senjata mereka. Timor Timur, negara Asia termuda, belum dapat mencapai stabilitas sejak kemerdekaan yang mereka peroleh dengan keras 2002. Tentara telah meluncur dengan cepat di sebagian garis regional 2006, ketika sekitar 600 tentara dipecat, yang memicu kekerasan faksional yang menewaskan 37 orang dan mengusir 150.000 orang dari rumah mereka. Tentara asing dikirim untuk memulihan ketertiban di bekas jajahan Portugis dari sekitar 1 juga orang itu, yang memperoleh kemerdekaan penuh dari Indonesia setelah referendum yang disponsori-PBB 1999 yang dirusak oleh kekerasan. Setelah serangan Februari, Gusmao memerintahkan militer dan polisi untuk membentuk komando bersama guna menangkap pengikut pemimpin pemberontak Alfredo Reinado, yang tewas dalam serangan terhadap Ramos-Horta, demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008