New York (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street melemah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), di tengah serangkaian data ekonomi beragam, termasuk belanja konsumen yang sedikit meningkat bulan lalu, menunjukkan perlambatan pertumbuhan ekonomi AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 23,33 poin atau 0,09 persen, menjadi ditutup di 27.198,02 poin. Indeks S&P 500 berkurang 7,79 poin atau 0,26 persen, menjadi berakhir di 3.013,18 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup turun 19,71 poin atau 0,24 persen, menjadi 8.273,61 poin.

Enam dari 11 sektor utama S&P 500 diperdagangkan lebih rendah di sekitar penutupan pasar, dengan sektor utilitas turun hampir 0,9 persen, memimpin kerugian sektoral.

Saham Under Armor jatuh sekitar 12,24, karena produsen pakaian olahraga itu gagal memenuhi perkiraan pasar untuk laba kuartal keduanya, meskipun pendapatan kuartalannya moderat. Perusahaan juga memangkas pedoman pendapatannya untuk tahun ini karena persaingan yang ketat.

Namun pasar telah didukung oleh laba perusahaan-perusahaan yang kuat untuk kuartal kedua. Sejauh ini, setengah dari semua perusahaan S&P 500 telah melaporkan kinerja keuangan kuartal kedua, 76 persen di antaranya mengalahkan proyeksi laba mereka, ungkap statistik oleh penyedia data pasar keuangan Refinitiv.

Di sisi ekonomi, pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), ukuran pengeluaran rumah tangga, naik 41 miliar dolar AS pada Juni, kata laporan Departemen Perdagangan AS.

Indeks harga PCE naik 0,1 persen bulan ke bulan pada Juni. Tidak termasuk harga pangan dan energi yang fluktuatif, indeks harga PCE inti naik 0,2 persen.

Penghasilan pribadi di Amerika Serikat meningkat 83,6 miliar dolar AS pada Juni, sementara penghasilan pribadi yang siap dibelnjakan (disposable income) meningkat 69,7 miliar dolar AS, keduanya 0,4 persen lebih tinggi secara bulan-ke-bulan, kata laporan itu.

Kepercayaan konsumen rebound pada Juli, menyusul penurunan pada Juni, Conference Board, sebuah kelompok riset bisnis yang berbasis di New York melaporkan pada Selasa (30/7/2019). Indeks Kepercayaan Konsumen Conference Board sekarang berdiri di 135,7, naik dari 124,3 pada Juni.

"Konsumen sekali lagi optimis tentang kondisi bisnis dan pasar kerja saat ini dan prospektif," kata Lynn Franco, Direktur Senior Indikator Ekonomi di The Conference Board, dalam sebuah pernyataan.

Tingkat kepercayaan yang tinggi akan terus mendukung pengeluaran yang kuat dalam jangka pendek, meskipun pertumbuhan PDB lebih lambat, menurut Franco.

Baca juga: Wall Street berakhir menguat, saham Starbucks melonjak 8,94 persen
Baca juga: Lonjakan saham 'chip' dorong S&P 500 dan Nasdaq ke rekor tertinggi

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019