Jakarta (ANTARA News) - Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) memprediksi Indonesia akan menjadi produsen karet terbesar dunia pada 2015 mengalahkan Thailand. "Saat ini perbedaan produksi karet alam antara Indonesia dan Thailand semakin kecil, sehingga diperkirakan Indonesia menjadi produsen karet terbesar di dunia pada 2015," kata Direktur Eksekutif Gapkindo, Suharto Honggokusumo, di Jakarta, Kamis. Hal itu dikemukakannya dihadapan para pelaku bisnis yang hadir pada pemaparan pameran dagang internasional plastik dan karet, ASEANPlas, yang akan berlangsung pada 26-29 Mei 2008, di Singapura. Suharto mengatakan pada 2007 produksi karet Indonesia mencapai sekitar 2,55 juta ton atau naik sekitar 5,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan kondisi tersebut, Indonesia menjadi negara kedua sebagai produsen karet terbesar di dunia setelah Thailand yang produksinya tahun lalu mencapai sekitar 2,97 juta ton. Ia memperkirakan, dengan pertumbuhan produksi sebesar lima persen per tahun maka Indonesia bisa menjadi negara produsen terbesar di dunia pada 2015. Hal itu didukung oleh kondisi geografis Indonesia di lintas khatulistiwa yang cocok untuk tanaman karet. Sementara itu, produksi karet di Thailand cenderung mengalami penurunan. Setidaknya hal itu terlihat dari penurunan produksi tahun 2007 sebesar 5,3 persen dibandingkan 2006 yang mencapai 3,13 juta ton. Demikian pula dengan produsen ketiga terbesar yaitu Malaysia. Produksi karet di Malaysia turun sebesar 5,4 persen pada 2007 menjadi 1,21 juta ton dari sebelumnya sebesar 1,28 juta ton. Saat ini Indonesia menguasai sekitar 28 persen produksi karet dunia, yang produksinya sebagian besar diekspor ke Amerika Serikat, Jepang, China, Singapura, Korea Selatan, Jerman, dan Kanada. "Ekspor produk karet Indonesia mencapai sekitar 2,4 juta ton," ujar Suharto. Nilai ekspor produk karet Indonesia sendiri mencapai sekitar 981 juta dolar AS yang sebagian besar atau sekitar 69,8 persen berupa ban. Sedangkan permintaan karet di dalam negeri juga meningkat menjadi 391 ribu ton pada 2007 dibandingkan tahun lalu yang mencapai 355 ribu ton. Kendati permintaan karet di dalam meningkat, Suharto, menjamin kebutuhan dalam negeri akan tetap terpenuhi mengingat Indonesia memiliki produksi karet alam yang besar. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008