Kupang (ANTARA News) - Mantan Wakil Panglima Pejuang Integrasi Timor Timur, Eurico Guterres mengharapkan pemerintahan Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta untuk terus membangun persahabatan dengan Indonesia, bukan sebaliknya melancarkan tuduhan yang tidak beralasan atas insiden penembakan pada 11 Februari lalu di Dili. "Insiden penembakan atas diri Presiden Timor Leste seperti itu, saya yakin pasti akan terus terjadi selama tokoh Timor Leste tidak pernah bersatu," katanya di Kupang, Minggu, menanggapi tuduhan Presiden Ramos Horta soal keterlibatan Indonesia dalam insiden penembakan atas dirinya pada 11 Februari lalu di Dili. Presiden Ramos Horta diserang kelompok bersenjata pimpinan Alfredo Reinado Alves ketika sedang olah raga pagi di sekitar kediamannya, namun setelah menjalani operasi dan perawatan di Darwin, Australia Utara, mantan Perdana Menteri Timor Leste itu malah menuduh Indonesia berada di balik serangan bersenjata itu. Tuduhan yang dilancarkan Presiden Horta itu membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berang dan menilai apa yang dituduhkan itu tidak memiliki bukti yang cukup, karena para pelaku penembakan adalah oknum anggota tentara Timor Leste yang dipecat beberapa waktu lalu. Guterres yang juga Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Nusa Tenggara Timur (NTT) itu mengatakan, ia tidak terlalu pusing dengan kejadian itu dan tidak terlalu respek dengan tuduhan Presiden Ramos Horta yang tidak mendasar itu. "Insiden penembakan seperti itu masih akan terjadi sepanjang tokoh Timor Leste tidak bersatu. Saat ini, saya sedang konsentrasi untuk rencana masa depan setelah dua tahun di penjara Cipinang Jakarta karena masalah Timor Timur," katanya. Guterres yang baru menghirup udara bebas setelah dua tahun di penjara Cipinang itu mengatakan," Saya dipenjara karena masalah Timor Timur". "Saya sudah menebus dosa orang Timtim lewat penjara. Jadi, Presiden Horta jangan mencoba memancing emosi dengan tuduhan yang aneh-aneh. Saya kira yang dibutuhkan Timor Leste adalah membangun persahabatan dengan Indonesia bukan melancarkan tuduhan seperti ini," tambahnya. Salah seorang tokoh muda Timtim di Kupang, Hukman Reny menambahkan, tuduhan Presiden Timor Leste bahwa pimpinan kelompok bersenjata Timor Leste, Alfredo Reinado melakukan kontak dengan beberapa pihak di Indonesia sebelum melakukan penembakan atas dirinya adalah tuduhan yang tidak berdasar dan tidak bisa diterima akal sehat. "Saya kira itu pernyataan orang yang sedang sakit dan tidak perlu dihiraukan. Tuduhan Horta itu adalah sensasi murahan yang ingin mencari kambing hitam. Yang baku tembak orang Timor Leste sendiri, kenapa Indonesia dijadikan sebagai tersangka," katanya. Menurut dia, Presiden Horta tidak memiliki tolok ukur yang jelas dalam melancarkan tuduhan itu, karena kontak-mengontak lewat telepon dari Timor Leste dengan pihak-pihak di Indonesia bisa dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008