Manila (ANTARA News) - Organisasi Konferensi Islam (OKI) menilai Filipina dan gerilyawan Muslim membuat kemajuan dalam mengimplementasikan perjanjian perdamaian yang menjamin otonomi bagi umat Muslim di Filipina selatan. Utusan khusus OKI Sayed El-Masri kepada wartawan di Manila, Ahad, mengatakan terdapat "cahaya di ujung terowongan itu" bagi perjanjian perdamaian yang ditandatangani pada 1996 antara pemerintah dan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF). El-Masri mengatakan OKI mengharapkan pemerintah dan MNLF memajukan usul mengenai amandemen perjanjian perdamaian 1996 untuk mengakhiri beberapa dasawarsa konflik dan mengarah kepada pembentukan wilayah otonomi bagi warga Muslim, yang dipimpin oleh para pejabat MNLF di bagian selatan Filipina itu. MNLF menyampaikan keluhan bahwa perjanjian perdamaian belum sepenuhnya dilaksanakan dan wilayah otonomi itu tidak diberikan kekuasaan yang cukup, sehingga memerlukan amandemen. Sementara itu, para pengeritik mengatakan wilayah otonomi itu tak bisa ditata oleh MNLF dan bahwa kelompok itu lebih banyak dilanda peperangan daripada memerintah. El-Masri, yang telah bertemu dengan MNLF dan wakil-wakil pemerintah selama kunjungannya ke Filipina, mengatakan satu kelompok kerja gabungan akan menyampaikan suatu laporan kepada OKI pada Mei mengenai kemungkinan amandemen bagi otonomi untuk direalisasikan secara penuh. "Sekarang mereka sedang merampungkan dokumen laporan itu. Kami mengharapkan hal itu menjadi suatu laporan gabungan," kata El-Masri, seperti dikutip IINA. OKI telah membantu pembicaraan perdamaian antara pemerintah dan MNLF, dan mengawasi gencatan senjata antara kedua pihak. Kendati demikian, El-Masri menolak mengomentari mengenai kelompok yang memisahkan diri dari MNLF, Front Pembebasan Islam Moro (MILF), yang tidak tercakup perjanjian perdamaian dengan MNLF. Meskipun MILF telah menandatangani gencatan senjata dengan pemerintah untuk perundingan perdamaian, namun mereka menginginkan pembentukan wilayah otonomi Muslim bagi mereka sendiri, suatu tuntun yang berpeluang konflik dengan wilayah otonomi bagi MNLF. Saat ini sedang diupayakan mempersatukan MNLF dan MILF, namun kedua gerilyawan tersebut masih berpisah. Dalam pertemuan sebelumnya antara OKI, pemerintah dan MNLF, semua pihak sepakat untuk membentuk suatu kelompok kerja gabungan yang dibentuk oleh Manila dan MNLF guna memperbarui perjanjian perdamaian 1996, yang belum sepenuhnya dilaksanakan. (*)

Copyright © ANTARA 2008