LONDON, (ANTARA News) - Aroma balas dendam merebak menjelang duel dua tim Liga Utama Inggris (Premier League), yakni Liverpool melawan Chelsea, di semi-final Liga Champions yang akan digelar di Anfield pada Selasa waktu setempat atau Rabu dini hari WIB. Liverpool siap mewaspadai aksi balas dendam yang bakal dilancarkan oleh pasukan Chelsea. Sejumlah pihak menyebut pertemuan kedua tim sebagai laga klasik yang siap menggetarkan jagat sepakbola. Sementara pemain Liverpool Jamie Carragher mengatakan The Blues akan tampil mati-matian dalam leg pertama ini. "Kami telah mengalahkan mereka tiga kali dalam semi-final termasuk Piala FA 2006. Ini yang perlu kami waspadai," katanya. "Kami berharap dapat terus melaju meski mereka akan juga berusaha memanfaatkan kesempatan ini. Rasanya sulit menghentikan mereka." Pada laga semi-final 2005, keduanya bertanding imbang di Stamford Bridge menyusul terciptanya gol kontroversial yang dicetak oleh pemain Liverpool Luis Garcia di leg kedua. Pada semi-final 2007, Liverpool menang 4-1 lewat adu penalti di Anfield. Baik Rafael Benitez maupun Avram Grant, kemenangan dalam laga ini menentukan terus tidaknya keduanya meniti karier di klubnya masing-masing. Kedua manajer berada dalam tekanan dari pemilik klub. "Saya tidak yakin bahwa Chelsea di bawah Grant amat berbeda ketimbang Chelsea masih diasuh oleh (Jose) Mourinho," kata Benitez yang menyaksikan kemenangan Chelsea 1-0 atas Everton pada Kamis. "Mereka tampil selalu memikat," kata manajer asal Spanyol itu. "Ketika anda berbicara tentang Liga Champions atau kompetisi-kompetisi lainnya, maka manajer dituntut untuk bergulat dengan taktik atau bergumul dengan gaya sepakbola." "Tetapi ketika anda bicara mengenai kompetisi dalam sembilan bulan maka anda memerlukan tim yang besar. Chelsea, Manchester United dan Arsenal mungkin sedikit lebih baik dari kami." "Grant telah melakukan tugasnya dengan baik jika melihat hasil yang mereka raih selama ini." Sementara itu, manajer Chelsea Avram Grant mengatakan, "Saya tahu bahwa dirinya paham betul lawan yang bakal dihadapi yakni tim yang besar. Karena itu, kami akan memberi perlawanan dalam laga nanti." "Kami perlu menyarangkan satu gol tandang. Ini yang senantisa jadi target ketika kami menjalani laga tandang, meski target sesungguhnya memenangi dua laga." "Jika anda tampil dalam laga pertama di kandang dan memperoleh hasil yang baik dan lawan tidak mencetak gol, maka anda harus mencetak gol dalam laga tandang. Karena itu, ada baiknya bertanding kali pertama di kandang," katanya dalam situs Chelsea. Kedua kubu kini sama-sama kehilangan pemain pilar. Di Chelsea, striker Didier Drogba dan Michael Ballack besar kemungkinan absen. Sementara gelandang Frank Lampard akan absen karena urusan keluarga. Sementara itu pemain Liverpool Gerrard menghadapi cedera leher, meski Sami Hypia dan gelandang Javier Mascherano diharapkan segera pulih dan dapat tampil dalam laga di Anfield, demikian AFP. Liverpool terus berharap kepada "sihir Anfield" yang siap menggemakan tembang untuk menyulut semangat tim kesayangannya. Publik Anfield akan mengusung poster-poster berukuran raksasa bertuliskan, "This is Anfield". Striker Fernando Torres seakan menimba kekuatan dari kemenangan Liverpool 4-2 atas Arsenal dalam leg pertama kuarter-final. Torres ingin berkubang dengan "dogma sejarah", bahwa sejarah kerapkali ditulis oleh mereka yang menang. "Saya dapat merasakan emosi yang sangat, sangat besar menjelang laga melawan Arsenal. Saya belum pernah merasakan sebelumnya," kata pemain depan asal Spanyol itu. "Saya hampir menitikkan airmata ketika publik bernyanyi. Jika ini kuarter-final maka saya tidak akan membayangkan bahwa laga ini melawan Chelsea." "Tanpa ragu, pertandingan ini sungguh bernilai bagi karier saya. Sepakbola kerapkali menyeret emosi seseorang meski itu kerap pengalaman yang baru. Saya mencetak gol ketika Liverpool melawan Chelsea. Saya ingin mengulanginya lagi pada laga Selasa nanti." (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008