Jakarta (ANTARA News) - Tinju profesional Indonesia kehilangan tokoh mudanya setelah promotor Temuzin Rambing (30 tahun) meninggal dunia Sabtu, demikian Ketua Umum Komisi Tinju Indonesia (KTI), Anthon Sihombing, di Jakarta, Minggu dini hari.

Temuzin meninggal dunia pukul 16.15 WIB di Rumah Sakit dokter Karyadi Semarang yang disebut ayah almarhum yang juga tokoh tinju nasional, Sutan Rambing, sebagai sangat mengejutkan..

"Temuzin memang sakit sebulan terakhir ini namun tidak diketahui apa penyakitnya. Hasil pemeriksaan dokter tidak menunjukkan adanya kelainan pada tubuhnya. Semuanya baik-baik saja," tutur Sutan.

Jenazah Temuzin akan dimakamkan di Semarang, Minggu siang. Temuzin meninggalkan seorang istri dan seorang anak yang baru berusia 4 tahun.

Sebelum menjadi promotor, Temuzin sempat menggeluti tinju amatir dan memperkuat tim Indonesia ke beberapa kejuaraan internasional.

Setelah itu, Temuzin meniti karier sebagai wasit tinju profesional, lalu menjadi promotor dan sempat menggelar sejumlah pertarungan internasional, diantaranya petinju yang diorbitkannya Roy Mukhlis.

Di kalangan komunitas tinju profesional, Temuzin dikenal sebagai pribadi yang terbuka dan egaliter. Penampilannya selalu rapi dan necis, sehingga tidak mengesankannya sebagai mantan petinju atau orang yang menggeluti olahraga keras.

"Saya sempat tidak percaya ketika menerima sms bahwa Temuzin meninggal dunia. Saya sempat berpikir beberapa saat apakah ini benar atau tidak. Dia orang yang baik, sopan, dan ramah kepada siapa pun," aku Jufrison Pontoh, mantan petinju era 1990-an.

Mantan Ketua Bidang Perwasitan KTI, Elbert Hutagalung, mengenang sosok Temuzin sebagai wasit yang pintar. "Saya pernah mengujinya dalam ujian sebagai wasit. Dari sepuluh orang yang ikut tes, dia lulus terbaik teori maupun praktik," terang Elbert.(*)

ANT/AR09

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010