Kebakaran semak cenderung membunuh puluhan hewan dalam satu kejadian. Misalnya, di satu taman nasional, kami melihat 43 bangkai zebra yang kematian hewan itu jelas disebabkan oleh kebakaran hutan.
Garborone (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Populasi rusa kutub di Botswana (Botswana Wildebeest) telah merosot sampai hampir 90 persen akibat banyak penyebab termasuk penggunaan lahan, pemecahan habitat, perubahan tumbuh-tumbuhan, penjagaan dari penyakit hewan, kebakaran dan perburuan liar.

Satu studi baru-baru ini oleh Elephant Without Borders (EWB), organisasi amal yang mendedikasikan diri untuk memelihara marga satwa dan sumber alam, memperlihatkan rusa kutub di Botswana berada di ambang kepunahan dan akan sulit untuk diremajakan.

Populasi rusa kutub, terutama di beberapa kabupaten di bagian utara negeri tersebut --Ngamiland dan Chobe-- telah merosot sampai hampir 90 persen selama 15 tahun belakangan.

Pendiri EWB Michael Chase sebagaimana dikutip harian setempat Mmegi pada Selasa (27/7) mengatakan hewan lain yang berkurangnya populasinya menimbulkan keprihatinan besar meliputi jerapah, kudu (sejenis rusa), lechwe (rusa yang hidup di Botswana, Zambia, bagian selatan Republik Democratik Kongo, bagian timur-laut Namibia, dan bagian timur Angola, terutama di Delta Okavango, Dataran Kafue dan Rawa-rawa Bangweulu.), burung unta, kuda, tsessebe (rusa padang rumput dan dataran rendah) dan babi hutan.

"Yang sangat mengganggu ialah penurunan hampir 90 persen jumlah rusa kutub yang terlihat dalam survei," kata Chase, sebagaimana dikutip Xinhua, yang dipantau ANTARA News, di Jakarta, Rabu. "Misalnya, di Chobe, kami hanya melihat 500 rusa kutub."

Menurut survei itu, sebagian besar penurunan populasi hewan tersebut disebabkan oleh penggunaan lahan, pemecahan habitat, perubahan tumbuh-tumbuhan, kemarau, pertahanan terhadap penyakit hewan, kebakaran dan perburuan liar.

"Kebakaran semak cenderung membunuh puluhan hewan dalam satu kejadian," kata Chase. "Misalnya, di satu taman nasional, kami melihat 43 bangkai zebra yang kematian hewan itu jelas disebabkan oleh kebakaran hutan."

Ia menyatakan peningkatan perburuan liar menambah parah keadaan. "Dalam satu kasus, pemburu liar membunuh satu singa yang sedang menyusui dan mempunyai enam anak." Meskipun populasi gajah di Botswana utara tetap stabil, yaitu 130.000 ekor.

Survei itu, yang dipimpin oleh Departemen Margasatwa dan Taman Nasional, memerlukan waktu 250 jam terbang dan menempuh jalur penerbangan secara keseluruhan 25.598 kilometer melintasi 73.478 kilometer persegi di sebagian besar taman nasional di negeri tersebut.

Survei itu menganalisis data pembanding dari sembilan survei serupa yang dilakukan antara 1993 dan 2004.

(C003) (A011)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011