Permasalahan organisasi itu biarlah menjadi urusan PB TI. Jangan sampai malah membebani taekwondoin untuk memikirkan memilih PB TI atau YUTI."
Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) menekankan tugas utama atlet adalah fokus berlatih mengembangkan kemampuan bertanding, bukan terbebani memikirkan permasalahan organisasi taekwondo yang kini menjadi polemik.

Sebelumnya, telah berdiri Yayasan Universal Taekwondo Indonesia (YUTI) sebagai suatu organisasi yang juga berkonsentrasi dalam pembinaan atlet taekwondo Indonesia. Peran organisasi tersebut hampir sama dengan PBTI yang sama-sama berkecimpung dalam bidang taekwondo.

"Permasalahan organisasi itu biarlah menjadi urusan PB TI. Jangan sampai malah membebani taekwondoin untuk memikirkan memilih PBTI atau YUTI," kata Ketua Umum PB TI Marciano Norman seusai mengalungkan medali kepada pemenang kejuaraan taekwondo junior Indonesia Open 2012 di Stadion Tennis Indoor Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis.

Dia mensyaratkan bagi taekwondoin yang ingin membela tim nasional dalam berbagai ajang haruslah mengikuti penjaringan atlet melalui jalur PBTI.

"Taekwondoin timnas adalah atlet yang dipilih melalui kompetisi-kompetisi yang telah kami siapkan. Jadi tinggal arahnya mau kemana, jika ingin menjadi atlet timnas maka ikutilah jalur yang telah kami siapkan," kata dia.

PB TI dan YUTI merupakan dua organisasi yang menaungi para atlet taekwondo. Sejauh ini, PB TI lebih banyak mengkhususkan diri pada atlet amatir sedangkan YUTI berorientasi pada taekwondoin ke jenjang atlet profesional.

YUTI sempat menyelenggarakan YUTI CUP I pada awal November tahun ini. Di lain pihak PB TI sedang mengadakan kejuaraan taekwondo junior Indonesia Open 11-14 Desember 2012.

Ketua Umum PB TI menjadikan Indonesia Open 2012 sebagai ajang monitoring atlet dan barometer kekuatan atlet daerah.

"Kejuaraan ini akan memberikan ruang bagi PB TI agar lebih mudah menyeleksai atlet terbaiknya. Selain itu, akan menjadi tolok ukur keberhasilan pengurus provinsi dalam pembinaan dan persiapan atlet menghadapi sebuah kejuaraan," kata dia.

"Pada akhirnya kami memiliki pilihan atlet berkualitas yang lebih banyak lagi. Maka dengan begitu akan memudahkan menyiapkan tim nasional terbaik."  (A061/D011)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012