Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa banjir yang melanda kota Medan, Sumatera Utara, telah merendam 1.206 rumah warga di Kecamatan Medan Maimun.

"Banjir kembali menggenangi Kota Medan pada Senin (10/6) pukul 01.00 WIB. Banjir tersebut merendam 1.206 rumah di Kecamatan Medan Maimun ," kata Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Senin.

Dia mengatakan banjir yang melanda kota Medan itu telah membuat 3.625 orang warga menderita akibat rumahnya terendam air hingga ketinggian dua meter.

Menurut dia, banjir tersebut disebabkan hujan deras pada hari Minggu (9/6) pada pukul 19.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB.

"Selain itu, Sungai Deli yang melewati Kota Medan juga terus meluap pada hari Senin selama lima jam, dan ditambah hujan yang berkepanjangan," ujarnya.

Sutopo menyampaikan hingga saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan masih melakukan pendataan dan mendistribusikan bantuan berupa makanan siap saji sebanyak 3.000 bungkus.

Sehubungan dengan banyaknya jumlah bencana hidrometeorologi yang terjadi selama beberapa bulan terakhir, pihak BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dengan cuaca ekstrem yang mudah berubah.

Sebelumnya, BNPB menyatakan bahwa telah terjadi sebanyak 573 bencana hidrometeorologi selama Januari hingga Mei 2013 di beberapa wilayah di Indonesia.

"Mulai Januari sampai Mei 2013 tercatat 573 kejadian bencana hidrometeorologi yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia," kata Sutopo.

Dia menjelaskan bencana hidrometeorologi adalah bencana alam yang berhubungan dengan perubahan iklim dan cuaca, seperti banjir, longsor, puting beliung, kekeringan, kebakaran lahan dan hutan, dan gelombang pasang.

Bencana hidrometeorologi tersebut, menurut dia, telah mengakibatkan 252 orang meninggal dunia, 512.080 orang menderita dan mengungsi, 30.525 unit rumah rusak, serta puluhan fasilitas umum seperti sekolah dan rumah ibadah mengalami kerusakan.

Dia memaparkan dari total 573 kejadian bencana itu, 212 di antaranya adalah banjir, 195 kejadian puting beliung, dan 138 bencana tanah longsor.

"Tanah longsor menyebabkan 115 orang meninggal, sedangkan banjir 94 orang meninggal. Banjir juga mengakibatkan 431.828 orang mengungsi," jelasnya.

Namun, dia juga mengatakan bahwa data tersebut merupakan data sementara yang diperoleh dari Posko BNPB.

"Masih banyak data yang tersebar di kementerian, lembaga, dan badan yang belum dikirimkan ke BNPB," ujarnya.

"Berdasarkan pengalaman beberapa tahun sebelumnya, diperkirakan data riil kejadian bencana mencapai tiga kali lipat dari data yang sudah terkumpulkan," kata Sutopo menambahkan.

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013