Kami melihat potensi para atlet difabel Indonesia sekarang ada peningkatan untuk bisa merebut emas di Myanmar
Solo (ANTARA News) - National Paralympic Committee (NPC) Indonesia menargetkan dapat merebut 40 medali emas cabang atletik pada ASEAN Para Games (APG) VII/2014 di Myanmar.

Koordinator Pelatnas Cabor Atletik Difabel Indonesia, Waluyo, di Solo, Kamis, mengatakan, pihaknya telah menyiapkan 56 atlet baik putra maupun putri untuk atletik pada Pelatnas APG di Solo ini. Ia berharap, dari jumlah atlet tersebut target merebut 40 medali emas di APG Myanmar tahun mendatang dapat terpenuhi.

Selain itu, pihaknya juga berharap semua nomor dalam cabang atletik tetap dipertandingkan pada APG di Myanmar. Pada APG sebelumnya di Solo, Indonesia memperoleh 34 medali emas dari atletik.

"Kami melihat potensi para atlet difabel Indonesia sekarang ada peningkatan untuk bisa merebut emas di Myanmar," kata Waluyo.

Ia menjelaskan, saingan berat Indonesia adalah Thailand. Negara itu, juga memiliki atlet yang potensial merebut emas.

"Atlet kita yang memiliki peluang medali emas di nomor F 20 putri diharapkan bisa merebut tiga emas, sedangkan TF 20 putra tunagrahita berpeluang lima hingga enam emas," katanya, lalu menambahkan bahwa biasanya atlet Indonesia kalah jika menggunakan alat seperti lari kursi roda karena peralatannya belum memadai.

Ia menjelaskan, untuk pelatnas atletik persiapan APG Myanmar dilaksanakan di Stadion Sriwedari Solo.

Menurut dia, selama bulan puasa, para atlet menjalani latihan bersama untuk meningkatkan daya tahan, setelah itu baru peningkatan teknik.

"Kita pada bulan puasa ini, menggenjot latihan daya tahan untuk menyamakan persepsi. Setelah itu, mereka baru latihan kearah teknik," katanya.

Sementara itu, Ketua NPC Indonesia, Senny Marbun mengatakan, Pelatnas APG VII Myanmar yang dipusatkan di Solo, selama bulan puasa tetap dilaksanakan dengan lancar, dan totalnya sebanyak 150 atlet dari seluruh daerah.

"Para atlet menjelang Lebaran tidak dipulangkan ke daerahnya, tetapi kami memberikan hari libur. Namun, atlet yang ingin pulang ke daerahnya diizinkan dengan biaya transportasi sendiri," kata Senny Marbun.

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013