Tapi mungkin mulai Rabu (5/2) pemadaman bisa dihindari atau ditekan karena pasokan dari Inalum sudah masuk sistim lagi."
Medan (ANTARA News) - Pengusaha dan masyarakat Sumatera Utara kembali resah menyusul mulai terjadinya lagi "byar pet" listrik di daerah itu sejak beberapa hari terakhir.

"Apindo sudah mendapat pertanyaan lagi dari pengusaha anggota soal pemadaman listrik yang sampai tiga jam sehari dalam beberapa hari ini," kata Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa di Medan, Selasa.

Dikhawatirkan, "byar pet" akan kembali mengganggu kinerja perusahaan yang awal tahun ini masih kesulitan dampak masih melemahnya permintaan dan harga jual komoditas yang tren menurun.

"Apindo akan mempertanyakan ke PLN dan berharap Pemerintah Provinsi Sumut juga bisa kembali mengatasi permasalahan listrik di Sumut," katanya.

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen (YLKI) Sumut, Abubakar Siddik juga mengaku sudah mendapat laporan dari masyarakat soal pemadaman listrik yang kembali terjadi di Sumut.

"YLKI masih melihat situasi selanjutnya untuk segera mempertanyakan dan meminta pertangungjawaban PLN," katanya.

General Manager PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Wilayah I Medan, Abdul Haris, ketika dikonfirmasi wartawan, mengakui pemadaman terjadi karena ada gangguan pada pembangkit di Belawan dan Labuhan Angin di Sibolga.

"Gangguan di pembangkit itu membuat manajemen terpaksa melakukan pemadaman kepada pelanggan," katanya.

Ia juga mengakui, durasi pemadaman berkisar dua hingga tiga jam sehari.

Gangguan tersebut diperparah dengan berkurangnya pasokan dari PT.Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang selama ini menyuplai listrik sebesar 90 megawatt (MW) ke jaringan PLN akibat adanya perawatan.

Dengan kerusakan pembangkit dan pengurangan pasokan dari Inalum, terjadi defisit pada sistem kelistrikan Sumut-Aceh berkisar 200-an MW.

"Tapi mungkin mulai Rabu (5/2) pemadaman bisa dihindari atau ditekan karena pasokan dari Inalum sudah masuk sistim lagi," katanya. (E016/A029)

Pewarta: Evalsia Siregar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014