Singapura (ANTARA News) - Rusia menarik sebagian besar pasukannya dari perbatasan Ukraina, tapi tujuh batalyon, sejumlah ribuan orang, tetap, kata pejabat pertahanan Amerika Serikat pada Jumat.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel, di Singapura menghadiri pertemuan keamanan pada akhir pekan ini, menyebut penarikan ribuan tentara Rusia dari perbatasan itu tanda menjanjikan, tapi menyatakan semua pasukan ditempatkan di sana pada awal tahun ini perlu ditarik.

Pejabat pertahanan itu mengatakan bahwa sebagian besar dari pasukan tersebut sudah ditarik kembali.

"Sebagian besar sudah pergi," katanya kepada wartawan, "Tapi tujuh batalyon masih di sana."

Pejabat itu mengatakan bahwa ia tidak punya angka untuk jumlah yang ditarik. "Tapi, ribuan masih ada," katanya.

Hagel, yang sebelumnya berbicara di pesawat pembawanya ke Asia dan Eropa, menyatakan diketahui bahwa ribuan tentara Rusia telah ditarik kembali dan bergerak menjauh. "Kami juga tahu bahwa masih ada ribuan tentara Rusia, yang belum pindah," katanya.

"Setiap kali Anda memindahkan pasukan dan peralatan, itu menjanjikan, tapi itu belum apa-apa sampai semua pasukan mereka, yang ditempatkan di sepanjang perbatasan beberapa bulan lalu, pergi," katanya.

Persekutuan tentara pimpinan Amerika Serikat NATO sebelumnya memperkirakan Rusia menempatkan sekitar 40.000 tentara di dekat perbatasan tersebut.

Pejabat menteri pertahanan Ukraina pada Jumat mengatakan Jumat bahwa pasukan Ukraina akan terus maju dengan serangan melawan pemberontak di timur sampai perdamaian dan ketertiban dipulihkan di sana.

Saat berbicara setelah 14 prajurit, termasuk seorang jenderal, tewas pada Kamis ketika pemberontak menembak jatuh sebuah helikopter tentara, menteri itu, Mykhailo Koval, mengatakan, "Tugas kita adalah membawa perdamaian dan ketertiban ke wilayah tersebut."

Pemberontak pendukung Rusia merebut sekitar 12 kota besar dan kecil di dua wilayah industri timur untuk membalas penggulingan presiden dukungan Kremlin di Kiev.

Pemberontak itu, yang menguasai gedung pemerintah di Lugansk dan Donetsk, mengumumkan kemerdekaan dan berusaha bergabung dengan Rusia, seperti yang dilakukan semenanjung Krim, Laut Hitam, Ukraina setelah dikuasai pasukan pemberontak pada Maret, demikian Reuters.
(B002/H-RN)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014