Banjarnegara (ANTARA News) - Pasokan bahan bakar minyak ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, terhambat akibat longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang.

"SPBU Karangkobar untuk sementara memang tidak mendapat pasokan karena akses jalan masih tertutup longsor," kata Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Banyumas Anas Pribadi di Banjarnegara, Minggu.

Menurut dia, warga sekitar yang membutuhkan BBM dapat membeli ke SPBU Tambakan maupun SPBU Dieng meskipun jaraknya cukup jauh.

Ia mengatakan bahwa pasokan BBM ke SPBU Karangkobar akan kembali dilakukan jika jalan yang tertimbun longsor telah dibuka.

"Saat ini sedang diupayakan mobil tangki berkapasitas 5.000 liter untuk memasok BBM ke Karangkobar," katanya.

Saat dihubungi melalui saluran telepon, Kepala Pertamina Depot Maos Maryono mengakui bahwa bencana tanah longsor mengganggu pengiriman pasokan BBM dari Maos, Kabupaten Cilacap, ke SPBU Karangkobar.

"Semula pasokan BBM ke Karangkobar akan dikirim dari Tegal tetapi informasi yang kami peroleh, di ruas jalan Pekalongan-Karangkobar juga ada longsor," katanya.

Terkait hal itu, dia mengimbau masyarakat setempat yang membutuhkan BBM dapat memanfaatkan SPBU Tambakan bagi warga yang bermukim di barat lokasi longsor dan SPBU Dieng di timur lokasi longsor.

Menurut dia, pihaknya telah memaksimalkan pasokan BBM di SPBU Tambakan dan SPBU Dieng.

"Kami segera mengirim pasokan BBM ke Karangkobar jika akses jalan telah dibuka," katanya.

Dari pantauan pada Minggu siang, SPBU Karangkobar untuk sementara dijadikan areal parkir kendaraan yang hendak menuju lokasi longsor sehingga tidak aktivitas penjualan BBM.

Sementara pada Sabtu (13/12) malam, saat wartawan Antara hendak membeli premium untuk sepeda motor, salah seorang petugas SPBU Karangkobar mengatakan bahwa untuk sementara tidak melayani penjualan BBM.

Menurut dia, saat itu tersedia premium sekitar 600 meter namun untuk persediaan genset di lokasi bencana dan jatah operator.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014