Kita ingin memperkokoh Kerja Sama Selatan-Selatan untuk dapat berkontribusi pada perdamaian dan kesejahteraan dunia
Jakarta (ANTARA News) - Peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) yang akan berlangsung di Jakarta dan Bandung pada April 2015 akan menghasilkan tiga dokumen, termasuk dokumen dukungan kepada Palestina, kata Menteri Luar Negeri Retno L.P.Marsudi.

Dua dokumen lain berisi Pesan Bandung dan penguatan atas Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika, katanya pada acara sarapan pagi bersama wartawan senior dari belasan media cetak dan elektronika nasional di Jakarta, Selasa.

Para wakil negara-negara peserta KAA, katanya, pun telah mulai membahas sejumlah hal yang terkait dengan substansi peringatan 60 tahun KAA dan 10 tahun Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika itu di New York, Amerika Serikat.

Menurut Menlu, peringatan 60 tahun KAA itu tidak hanya diisi dengan serangkaian pertemuan tingkat pejabat tinggi, menteri, dan kepala negara/pemerintahan tetapi juga KTT Bisnis Asia-Afrika.

"Kita ingin memperkokoh Kerja Sama Selatan-Selatan untuk dapat berkontribusi pada perdamaian dan kesejahteraan dunia," kata menteri luar negeri perempuan pertama dalam sejarah Indonesia itu.

Peringatan 60 tahun KAA yang berlangsung dari 19 hingga 24 April itu antara lain diisi dengan pertemuan tingkat pejabat tinggi, Minggu (19/4), pertemuan tingkat menteri Senin (20/4), dan pertemuan tingkat pemimpin Rabu-Kamis (22-23/4) di Jakarta.

Pada 24 April, seluruh kepala negara/pemerintahan dan delegasi yang berpartisipasi kemudian menghadiri acara peringatan KAA.

Disamping rangkaian kegiatan yang melibatkan para pejabat dan pemimpin negara, peringatan 60 tahun KAA ini juga diisi dengan KTT Bisnis Asia-Afrika di Jakarta pada 21-22 April.

Konferensi Asia-Afrika yang berhasil diselenggarakan Indonesia ketika kemerdekaannya baru berusia 10 tahun itu tidak dapat dilepaskan dari jasa Presiden Soekarno.

Konferensi yang berlangsung di Gedung Merdeka, Bandung, pada 18-24 April 1955 itu melahirkan Dasa Sila Bandung yang menjadi pedoman bagi bangsa-bangsa terjajah untuk memperjuangkan kemerdekaannya. 

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015