Jakarta (ANTARA News) - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) segera mengusulkan kepada pemerintah untuk mendapatkan suntikan dana berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp5 triliun-Rp6 triliun pada tahun 2016.

"Setelah tahun ini (2015) PMN yang kami ajukan ditolak di DPR, sekarang kami usulkan kembali untuk mendapatkannya pada tahun 2016," kata Direktur Utama WIKA, Bintang Perbowo, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan WIKA, di Jakarta, Rabu.

Menurut Bintang, usulan PMN tersebut sejalan program pemerintahan Presiden Joko Widodo yang gencar membangun infrastruktur mulai dari energi, jalan tol, pelabuhan dan pembangkit listrik.

Hingga tahun 2019, untuk memenuhi tingkat ketersediaan listrik (rasio elektrifikasi) yang saat ini masih sekitar 70 persen, pemerintah merancang pembangunan pembangkit hingga 35.000 MW.

Pada infrastruktur jalan, sedang dikembangkan proyek jalan tol Sumatera dan Trans Sulawesi, jalur kereta api, jalan raya, jembatan. Demikian juga pembangunan sejumlah bandara dan pelabuhan serta bendungan irigasi dalam jumlah besar.

Untuk itu, tambah Bintang, dibutuhkan pekerjaan sipil yang mencakup seluruh rencana pengembangan infrastruktur tersebut.

"WIKA dengan segala kemampuan dan pengalamannya di sektor infrastruktur dan konstruksi siap berperan dalam menjalankan proyek-proyek pemerintah tersebut. Karena memang sesuai dengan bidang yang kami geluti," tegasnya.

Ia menjelaskan WIKA sudah mulai melakukan penjajakan kembali kepada Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham perusahaan untuk mendapatkan PMN yang dimaksud.

"Kami siap menggunakan PMN hanya untuk proyek percepatan pembangunan infrastruktur pemerintah. Kalau untuk proyek WIKA sendiri, perseroan memiliki pendanaan baik dari pinjaman perbankan maupun dari pasar modal," tegas Bintang.

Ia menuturkan, dari sisi ekuitas WIKA masih memiliki kemampuan meraih pinjaman yang tercermin dari rasio "debt to equity ratio" (DER) atau perbandingan antara utang dan modal yang relatif masih kecil pada kisaran 2,6 kali.

Pada tahun 2015 WIKA menargetkan total kontrak yang dihadapi sebesar Rp54,9 triliun, terdiri atas target kontrak baru Rp31,64 triliun, dan "carry over" (peralihan) dari 2014 sebesar Rp22,75 triliun.

Komposisi perolehan kontrak baru WIKA 2015 tersebut berasal dari proyek pemerintah sebesar 52,02 persen, BUMN 22,17 persen dan swasta 25,21 persen.

Sementara hingga pekan III April 2015, pencapaian kontrak baru WIKA mencapai Rp4,43 triliun atau 13,99 persen dari target kontrak baru 2015 sebesar Rp31,64 triliun.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015