Sleman (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus berupaya menekan laju pertumbuhan penduduk, khususnya melalui program keluarga berencana, untuk mengatasi meningkatnya kemiskinan.

"Penduduk Kabupaten Sleman saat ini mencapai 1.063.984 jiwa. Untuk itu kita harus menyadari bahwa dengan jumlah penduduk yang banyak maka angka kemiskinan juga rentan untuk meningkat," kata Kepala Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat, dan Pemberdayaan Perempuaan Kabupaten Sleman dr Nurulhayah di Sleman, Sabtu.

Menurut dia, untuk mengatasi masalah kemiskinan, upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sleman dengan pemberdayaan masyarakat, sedangkan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan mengatasi masalah kemiskinan, upaya yang dilakukan bukan hanya pembatasan jumlah kelahiran, tetapi juga mencakup upaya peningkatan kesejahteraan keluarga.

"Pengendalian pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB) tidak melulu hanya melibatkan kaum perempuan melainkan juga membutuhkan peran aktif kaum pria.," katanya.

Ia mengatakan jumlah peserta KB pria saat ini mencapai 1.540 orang dari total peserta KB baru 9.694 orang. Dari jumlah tersebut, peran serta kaum pria untuk ikut program KB masih perlu ditingkatkan.

"Dengan jumlah penyuluh lapangan keluarga berencana (PLKB) sebanyak 57 orang, sub pos pelayanan keluarga berencana desa (PPKBD) sebanyak 9.694 pos, dan ditambah dengan jumlah pusat informasi dan konsultasi remaja (PIKR) sebanyak 103 unit, seharusnya dapat lebih mengedukasi kaum pria dan generasi muda untuk berperan serta dalam mewujudkan keluarga kecil bahagia dan keluarga berkualitas," katanya.

Nurulhayah mengatakan para kader institusi masyarakat pedesaan (IMP) dan penyuluh keluarga berencana (PKB) juga harus senantiasa aktif karena para kader juga merupakan penyelia yang dapat menghubungkan warga dengan instansi lainnya yang melakukan pemberdayaan masyarakat.

"Selain itu juga para kader dapat menginformasikan segala kebijakan Pemkab Sleman kepada masyarakat agar masyarakat juga makin paham dan terlibat dalam setiap proses pembangunan," katanya.

Ia mengatakan selain upaya menekan angka pertumbuhan penduduk dibutuhkan juga upaya pemahaman yang benar mengenai reproduksi kepada anak-anak guna mendukung Pemkab Sleman dalam pembentukan keluarga sejahtera dan keluarga berkualitas di masa yang akan datang.

"Di sini peran PIKR sebagai konselor yang berusia sebaya memiliki peran dalam memberikan pemahaman yang mudah diterima oleh rekan-rekan seusianya. Terlebih pada saat ini di mana Indonesia yang dinyatakan darurat narkoba, PIKR dituntut lebih aktif menyosialisasikan bahaya narkoba yang umumnya muncul justru dari lingkungan terdekat," katanya. 

Pewarta: Victorianus SP
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015