Rombongan dari nelayan dan perwakilan dari Resor 07 Kantor Sumber Daya Alam (KSDA) Surabaya melepas lumba-lumba itu di perairan selat Madura, sekitar kaki jembatan Suramadu.
"Kondisinya cukup baik, sudah bisa melompat dan makan ikan-ikan belanak yang ada di permukaan sekitar perairan itu," kata Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Jatim Misbahul Munir usai mengantar ke laut lepas lumba-lumba jenis moncong botol itu.
Plt Dirut PDTS KBS Aschta Bustani Tajudin mengatakan lumba-lumba itu juga sempat mengalami stres.
"Mungkin saat terdampar, laut sedang surut, sehingga tubuhnya terluka. Tapi setelah diperiksa, lukanya hanya berupa goresan lecet-lecet, tidak sampai mengeluarkan darah. Terutama di sekitar sirip," kata Aschta.
Diketahui lumba-lumba itu terjaring nelayan saat menarik jaring rajungan, Minggu (22/5). Tapi kemudian dilepaskan dari jaring. Saat nelayan kembali ke pantai, lumba-lumba itu mengikuti hingga akhirnya terdampar di pantai.
Setelah dilepas kembali ke perairan, beberapa warga banyak yang kecewa. Mereka ingin ikan lumba-lumba itu dipelihara dan bisa menjadi tontonan warga.
"Kalau bisa dipelihara seperti di Taman Safari. Bisa dijadikan tontonan karena lumba-lumbanya lucu sekali," kata warga Nambangan Maisaroh yang sempat melihat lumba-lumba itu terdampar.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016