Saya kalau tidak ke lapangan tidak ngerti. Kalau tidak detail sampai 100 tahun juga tidak selesai ..."
Lombok Tengah (ANTARA News) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan operasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat.

"Bicara Mandalika sudah hampir 29 tahun tidak rampung, karena urusan pembebasan tanah atau lahan," kata Presiden Jokowi.

Berlarut-larutnya persoalan pembebasan lahan tersebut, menurut Presiden, akhirnya berdampak mengurangi kepercayaan investasi di kawasan Kabupaten Lombok Tengah, dan hal itu juga terjadi di daerah-daerah lain di Indonesia.

"Waktu saya ke sini, saya tanyakan masalahnya apa? Apakah tanahnya mahal atau masyarakatnya tidak mendukung? Ternyata, mendukung," kata Presiden.

Presiden Jokowi mengakui bahwa masalahnya hanya selembar kertas, yakni payung hukum untuk pembebasan lahan yang tidak ada karena semua pihak takut menanggung masalah, sehingga harus dikeluarkan Instruksi Presiden (Inpres).

"Gubernur takut, bupati takut. Saya rapatkan di istana, keluar inpres. Setelah itu, tidak ada dua bulan setelah itu, bayar dan lancar," ujar Presiden.

Berkaca dari permasalahan semacam itu, Presiden Jokowi berharap kepada semua pihak untuk bekerja lebih detail, karena kalau tidak, maka pekerjaan KEK seperti Mandalika tidak akan selesai-selesai.

"Saya kalau tidak ke lapangan tidak ngerti. Kalau tidak detail sampai 100 tahun juga tidak selesai, karena ini sebuah proyek, program yang berdampak kepada masyarakat harus diselesaikan," demikian Presiden Jokowi.

Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengemukakan, pembangunan KEK Mandalika merupakan bagian dari 12 KEK yang telah di tetapkan pemerintah, meliputi delapan manufaktur dan empat kepariwisataan.

"Dengan di operasikan pembangunan KEK Mandalika, maka diharapkan dapat mendorong industri pariwisata dan kesejahteraan masyarakat di NTB," katanya menambahkan.

KEK Mandalika seluas 1.175 hektare yang telah mendapat komitmen investasi senilai Rp 12,7 triliun itu merupakan KEK Pariwisata pertama yang telah diresmikan operasionalnya, dan diharapkan dapat menciptakan dampak ikutan menyerap 5.000 tenaga kerja lokal dan dua juta wisatawan mancanegara pada 2019.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017