Makassar (ANTARA) - Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin terus mendorong percepatan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Bira - Takabonerate khususnya di sektor wisata budaya bahari (Maritime Culture Tourism).

"Kami terus mendorong agar kawasan Bira-Takabonerate bisa diwujudkan sebagai KEK maritime culture tourism atau wisata budaya bahari, karena keduanya memiliki potensi yang luar biasa," kata Bahtiar di Makassar, Kamis.

Menurut dia, Kabupaten Bulukumba dan Kepulauan Selayar secara alamiah tidak bisa dipisahkan. Bulukumba yang terkenal dengan Kapal Layar Phinisi dan telah mendapatkan pengakuan UNESCO, sedangkan Kepulauan Selayar dikenal dengan Taman Laut Nasional Takabonerate yang memiliki karang atol terbesar ketiga di dunia.

Saat ini KEK Pariwisata telah memiliki tematik khusus. Sebagai gambaran, KEK Pariwisata Sanur khusus untuk kesehatan. Kemudian KEK Pariwisata Mandalika khusus sport atau olahraga.

"Sedangkan untuk Bira - Takabonerate ini kita jadikan sebagai KEK maritime culture turisme dengan Pinisi sebagai ikonnya," kata Bahtiar,
Hal tersebut juga telah diungkapkan saat menerima audiensi Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Creating Destination dan Balai Taman Nasional Takabonerate serta Badan Promosi Pariwisata Daerah BPPD Sulsel pada akhir 2023.

Sementara itu, Ketua BPPD Sulsel, Andry S Arief Bulu, mengatakan, pengembangan KEK harus menjadi kawasan yang bisa dieksplore dalam rangka pengembangan kawasan destinasi wisata. Munculnya KEK Bira - Takabonerate ini sejak dua tahun lalu, saat kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.

Dia mengatakan, Kepulauan Selayar tidak bisa berdiri sendiri dalam hal promosi dan pengelolaan pariwisata, tetapi harus bersama dengan Kabupaten Bulukumba. Agar dapat ditetapkan sebagai KEK, pihak pengusul dalam hal ini Pemda perlu menghadirkan calon pendamping sebagai mitra kerja yang sudah punya pengalaman dalam rangka merintis dan membentuk KEK.

"BPPD Sulsel sendiri sudah bekerjasama pengembangan pariwisata dengan ITDC," ujarnya.

Hal itu dinilai penting, karena ITDC harus dibantu oleh pengusaha atau investor lain untuk pengembangannya, sehingga ITDC bersama pemerintah terkhusus kabupaten/kota bisa membuat kondisi di lapangan menjadi Clean and Clear (CNC) terkait lahan yang diharapkan bisa dikelola optimal di lokasi tersebut.

Baca juga: HIN jaga relief bersejarah di hotel KEK Kesehatan Sanur

Baca juga: DN KEK: Pemerintah komitmen tingkatkan investasi di 20 kawasan

 

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2024