Jombang (ANTARA News) - Sejarawan dari Universitas Indonesia (UI) Dr Anhar Gonggong menyatakan, hingga saat ini para pemimpin nasional belum ada yang menunjukkan semangat Kebangkitan Nasional dalam mengatasi segala persoalan bangsa. "Kalau boleh jujur saya katakan, sampai saat ini belum ada seorang pemimpin pun yang menunjukkan semangat Kebangkitan Nasional seperti yang pernah ditunjukkan oleh pendiri organisasi Boedi Oetomo satu abad yang lalu untuk berjuang melawan penjajah," katanya saat ditemui dalam acara "Renungan Seabad Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas)" di Ponpes Tebuireng, Jombang, Jatim, Selasa. Dia mengungkapkan masih banyaknya angka kemiskinan, pengangguran, dan belum sepenuhnya masyarakat mendapatkan keadilan dan kesejahteraan merupakan bukti nyata belum adanya semangat Kebangkitan Nasional pada jiwa para pemimpun itu. "Tugas pemimpin adalah mensejahterakan rakyatnya. Selama belum ada semangat yang bisa membangkitkan rakyat untuk maju, maka jangan harap keadilan dan kesejahteraan di negeri ini akan terwujud," kata pengajar Agama dan Nasionalisme Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI itu. Anhar mengingatkan, awal terbentuknya bangsa ini dapat dilihat dari sejarah berdirinya Boedi Oetomo pada 1908. Boedi Oetomo yang didirikan dr Wahidin Soedirohusodo dan dr Soetomo adalah sebuah organisasi pertama yang ada di Indonesia. Organisasi yang awalnya dibentuk untuk membuka ruang pendidikan bagi penduduk pribumi itu akhirnya mampu menjangkau bidang sosial dan ekonomi yang kemudian secara perlahan-lahan memasuki ruang politik. Boedi Oetomo telah memberikan inspirasi lahirnya organisasi-organisasi seperti Indische Partij (1911), Sarekat Islam (1912), dan Nahdlatul Oelama (1926). "Melalui organisasi ini, perlawanan terhadap penjajah itu tidak hanya menggunakan senjata, seperti klewang, tombak, pedang, bedil, dan meriam, tapi bertumpu pada otak rasional," katanya. Dengan senjata itu, lanjut Anhar, maka menjalankan ide mengubah nasib negeri dan rakyatnya itu dapat dilakukan para pemimpin nasional hingga mengantarkan bangsa ini ke gerbang kemerdekaan pada 1945. Sayangnya banyak pemimpin nasional dan generasi muda sekararang ini yang tidak mengerti tentang Kebangkitan Nasional hingga kini. "Saya prihatin, pemerintah sekarang ini telah mengurangi jadwal pelajaran sejarah bahkan di beberapa sekolah malah tidak mengajarkan sejarah sama sekali," katanya. Padahal menurut dia, untuk menghadapi tantangan dan hari depan yang tidak mudah diterka itu diperlukan pemahaman yang baik terhadap situasi kelampauan sejarah. Sementara itu dalam kesempatan yang sama, mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ali Yafie mengatakan, kebangkitan Islam di Indonesia ini juga tidak terlepas dari lahirnya Boedi Oetomo itu. "Termasuk lahirnya UUD 1945 juga berawal dari perjuangan para pemimpin Islam kita pada saat itu," kata tokoh NU kelahiran Donggala, Sulteng, 1 September 1926 itu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008