Denpasar, (ANTARA News) - Isu santet melalui SMS dan telefon telah menurunkan penjualan berbagai pulsa telepon seluler di Bali. Beberapa kios penjualan pulsa kepada ANTARA di Denpasar, Selasa, mengakui dalam dua-tiga hari ini terjadi penurunan omset secara drastis. Vera, salah seorang pengelola kios pulsa ponsel di Tabanan, menyatakan omset penjualan yang biasa berkisar Rp700 ribu-Rp900 ribu per hari, anjlok tinggal sekitar Rp100 ribu. "Pemilik kios/outlet pulsa teman-teman saya juga mengalami kemerosotan omset penjualan. Banyak pelanggan yang memilih mematikan HP, sehingga frekuensi komunikasi dan SMS jauh berkurang dari biasanya," katanya. Beberapa pemilik kios pulsa di kawasan Jalan Gatot Subroto VI Denpasar juga mengakui penurunan penjualan pulsa, namun tidak sedrastis yang terjadi di Tabanan. Manager GraPARI Denpasar, Nurcahyo Priyadi, di sela-sela peluncuran program peduli bidang kesehatan dan pendidikan di Denpasar, mengaku belum mendapat laporan soal penurunan penjualan pulsa dan kartu perdana terkait cukup maraknya isu santet SMS berwarna merah. "Kami masih harus mengecek ke outlet-outlet. Perlu ada upaya segera dari pihak berwenang untuk menenangkan masyarakat agar tidak terpengaruh oleh isu santet tersebut," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008