Padang (ANTARA News) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) RI, Jero Wacik menyatakan, Kota Bukittinggi, Sumbar termasuk "destination" (daerah kunjungan wisata) positif di Indonesia. Artinya wisatawan yang datang ke Bukittinggi, selalu ingin datang lagi ke daerah itu, karena terkesan dengan pelayanan dan alamnya, kata Jero Wacik di Padang, Sabtu. Destination positif lainnya di Indonesia, antara lain Bali, Borobudur dan Prambanan, tambahnya. Karena itu, ia meminta, pemerintah daerah, masyarakat dan pihak terkait di Bukittinggi harus mampu menjaga dan meningkatkan citra positif tersebut. Menurut dia, citra positif Bukittinggi juga diakui di luar negeri. "Saat di Malaysia saya bertemu sejumlah pejabat dan warga di negara itu, yang mengatakan pernah datang ke Bukittinggi dan mendapat pelayanan baik sehingga mereka ingin lebih sering datang ke kota wisata di Sumbar ini," katanya. Ia menambahkan, pejabat dan warga itu mengatakan sangat terkesan setelah mengunjungi Istana dan rumah Bung Hatta di Bukittinggi dan rumah Buya Hamka. "Mereka bilang ingin sering datang ke tempat-tempat itu," kata Jero Wacik. Lebih lanjut, ia menyebutkan, di Indonesia juga banyak daerah kunjungan wisata negatif, artinya pelayanan sangat buruk dan wisatawan kapok untuk datang lagi. Wisatawan datang untuk yang pertama dan terakhir ke daerah kunjungan wisata negataif itu, katanya. Tanda-tanda daerah kunjungan wisata negatif adalah, menetapkan harga jual barang sangat tinggi kepada wisatawan, tambahnya. Contohnya, harga kelapa muda yang biasanya dijual Rp5.000 perbutir dijual Rp15 ribu bila yang membelinya adalah wisatawan, terutama dari mancanegara. Kemudian barang yang dipajang atau yang ditawarkan kepada wisatawan adalah yang berkualitas baik, tapi setelah dibeli langsung ditukar dengan barang kualitas rendah, kata Jero. Akibatnya, banyak wisatawan merasa dirugikan dan kapok datang lagi ke daerah kunjungan wisata tersebut, tambahnya. Menurut dia, kekecewaan wisatawan minimal menimbulkan dua dampak, pertama dirinya tidak mau datang lagi dan kedua, akan mengomong kepada lain tentang pengalaman buruknya saat berkunjung ke daerah wisata negatif tersebut. Karena itu, ia meminta, pemerintah daerah dan pihak terkait untuk menciptakan dan mempertahankan daerah kunjungan wisata positif, karena meningkatnya arus kunjungan wisata akan berdampak pada membaiknya ekonomi daerah dan masyarakatnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008