Pontianak (ANTARA News) - Pabrik pakan ternak di Terminal Agrobisnis Terpadu (TAT) Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat masih mencari bahan baku terutama jagung sehingga mengundurkan target mulai produksi pertengahan Mei 2008. "Sekarang masih mencari bahan baku ke berbagai daerah karena jagung dari petani Kalbar belum memenuhi kebutuhan pabrik," kata Kepala Dinas Kehewanan dan Peternakan Kalbar, Abdul Manaf Mustafa saat dihubungi di Pontianak, Minggu. Sejumlah daerah yang tengah dijajaki untuk menyuplai dari sentra-sentra produksi jagung di Pulau Jawa dan Lampung. Sedangkan Gorontalo yang dikenal sebagai "provinsi jagung" tidak dilirik karena mempertimbangkan ongkos angkut. Pabrik tersebut berkapasitas lima ton per jam dengan waktu operasional per hari 16 jam atau total produksi mencapai 80 ton per hari. Jagung mencakup 55 persen dari bahan baku yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu kilogram pakan. "Setidaknya dibutuhkan 40 ton jagung per hari dengan asumsi total produksi 80 ton," kata Abdul Manaf. Namun kemampuan pabrik masih belum mampu memenuhi kebutuhan pakan ternak di Kalbar yang diperkirakan mencapai 125 ribu ton per bulan. Petani lokal perlu jaga kontinuitas produksi! Selain jagung, pakan tersebut dicampur dengan kedelai, dedak dan sorgum. Ia menambahkan, mengingat kebutuhan jagung yang amat tinggi, peran petani lokal amat penting untuk menjaga kontinuitas produksi. "Untuk sementara bahan baku lebih banyak dari luar Kalbar, tetapi selanjutnya kami mengharapkan petani lokal mampu menyuplai 100 persen terutama untuk jagung," kata dia. Pabrik pakan itu dibangun Pemprov Kalbar dengan melibatkan pihak swasta. Dana APBN yang dialokasikan sebesar Rp8,5 miliar untuk menyiapkan mesin produksi. Sedangkan swasta sarana pendukung lain seperti bahan baku dan tenaga ahli. Namun Pemprov Kalbar masih belum memastikan keuntungan secara langsung yang akan diperoleh dari pembangunan pabrik pakan itu meski menggunakan dana negara. "Akan ada pembicaraan lagi yang melibatkan Pemprov Kalbar, pengusaha dan kelompok tani selaku penyedia bahan baku mengenai bentuk bagi hasil yang paling tepat," kata Abdul Manaf. Saat ini terdapat sekitar 750 peternak unggas di Kalbar dengan porsi 60 persen skala kecil dan sisanya menengah hingga besar. Setiap tahun, para peternak Kalbar mampu menghasilkan 15,2 juta ekor ayam. Kalbar termasuk daerah yang tingkat konsumsi ayamnya cukup tinggi yakni 63 persen dari total kebutuhan akan daging. Status daerah bebas kasus flu burung ikut memicu membaiknya kondisi ternak ayam di Kalbar. Peran Kalbar terhadap produksi daging ayam secara nasional sekitar 14 persen.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008