Jakarta (ANTARA News) - DPR RI melalui Komisi IV mempertanyakan realisasi Gerakan Rehabilisasi Nasional (Gerhan) yang telah berjalan sejak 2003, karena disinyalir pelaksanaan di lapangan tidak berjalan baik. Dalam Rapat Kerja Menteri Kehutanan bersama Komisi IV DPR RI, di Jakarta, Senin, beberapa anggota Komisi IV mempertanyakan keberhasilan realisasi Gerhan yang dinilai kurang terlihat hasilnya. Beberapa anggota Komisi IV yang baru melakukan kunjungan lapangan mengaku kesulitan untuk menemukan lokasi Gerhan. Dan di beberapa lokasi Gerhan tumbuhan yang ditanam tak terurus kalah bersaing dengan rumput. Anggota Komisi IV, Elfiana dalam rapat kerja tersebut mengatakan sulit sekali menemukan riil Gerhan. Bahkan masyarakat di samping areal Gerhan tidak mengetahui kawasan tersebut untuk Gerhan. Sementara itu, menurut Menteri Kehutanan MS Kaban, Gerhan sudah berlangsung sejak 2003 dan sistem yang digunakan sudah mengalami beberapa perubah. Evaluasi atas Gerhan dilakukan setiap tahun sehingga ada perubahan sistem juga perubahan jenis tanaman yang terkait dengan perkembangan situasi musim. Pelaksanaan Gerhan memang dilakukan di daerah hulu yang spesifik dan sulit dijangkau, katanya. Tidak heran jika anggota dewan tidak mudah menjangkaunya. Lebih lanjut, dia mengatakan, Dephut memberikan standar keberhasilan Gerhan sebesar 55 persen. Dengan tanaman setinggi 30 hingga 50 sentimeter sangat wajar jika keberhasilan tumbuhnya sangat tergantung dengan lingkungan karena tumbuhan Gerhan tersebut rawan. "Jadi jika dari 500 pohon yang tumbuh hanya 55 persen saja itu dianggap berhasil, sisanya yang mungkin dilihat oleh anggota dewan yaitu yang 45 persen tidak berhasil," ujar dia.(*)

Pewarta:
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008