Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Sri Hartini mengatakan pelaksanaan Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, 7 hingga 13 Oktober mendatang ramah terhadap penyandang disabilitas.

"Kami menyiapkan ruang yang ramah, baik tempat dan juga pertunjukan serta pameran yang diikuti teman-teman disabilitas. Tidak hanya disabilitas fisik, namun juga untuk teman-teman dengan disabilitas mental serta neurodisabilitas," ujar Sri dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat.

Sri menambahkan pelaksanaan PKN tidak hanya menghadirkan para artis, musisi, seniman, budayawan, permainan tradisional tetapi juga tempat ruang interaksi budaya untuk semua kalangan.

"Tanpa batas usia, profesi, suku, pilihan politik, ataupun agama. Ini adalah ruang inklusif," kata Sri.

Dalam pelaksanaan PKN terdapat lima kegiatan utama, diantaranya kompetisi permainan rakyat, konferensi pemajuan kebudayaan, ekshibisi kebudayaan, pergelaran karya budaya bangsa, dan pawai budaya.

Kemendikbud memperkirakan setidaknya 15.000 pengunjung akan datang setiap harinya. Menurut Sri, PKN merupakan ruang interaksi bagi berbagai komunitas yang ada. Selama ini ruang interaksi masih sangat minim. Akibatnya sering terjadi ketegangan sosiokultural.

Terdapat empat panggung utama yang disiapkan oleh Kemendikbud dalam acara tersebut yakni Panggung Nusantara, Panggung Kaebauk, Panggung Siger, dan Panggung Guyub.

Selain menggelar pameran dan kompetisi permainan tradisional, Pekan Kebudayaan Nasional 2019 juga akan menyuguhkan beragam pertunjukan seru, mulai dari ekshibisi kebudayaan, pergelaran karya budaya bangsa, hingga konferensi pemajuan kebudayaan.

Sejumlah pegiat seni dan artis kenamaan Tanah Air setiap harinya seperti Rahayu Supanggah, Ki Manteb, Didi Kempot, Barasuara, Navicula, hingga Ras Muhamad, Maliq n d'essential.***3***

Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019