Jakarta (ANTARA) - Pengurus Pusat Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PP PELTI) mempertimbangkan partisipasi para petenis senior sebelum mengadakan turnamen-turnamen, demikian disampaikan Ketua Umum PP Pelti Rildo Anwar.

"Jangan sampai kita adakan pertandingan, kualitasnya jadi menurun karena mereka (para petenis senior) tidak hadir," kata Rildo saat ditemui setelah pertandingan final tunggal putri Moya Open di Lapangan Tenis Hotel Sultan, Jakarta, Minggu.

Selain sebagai ajang pemanasan uuntuk para atlet yang akan tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua, penyelenggaraan Moya Open juga dinyatakan Rildo sebagai jawaban atas keluhan minimnya jumlah pertandingan tenis dari kalangan atlet.

"Kalau kita lihat sampai akhir tahun ada dua-tiga (turnamen) lagi," tambahnya.

Rildo berharap pada turnamen-turnamen sistem Open di kemudian hari, para petenis luar negeri, terutama asal Asia Tenggara dapat berpartisipasi. Sebaliknya, ia pun mendorong agar para petenis muda menambah jam terbangnya dengan bertanding di negara-negara tetangga.

Terkait penyelenggaraan Moya Open, Rildo menyatakan dirinya puas dengan jalannya turnamen. Terutama karena para petenis muda mampu memberikan perlawanan berat terhadap lawan-lawannya yang lebih senior.

Dalam pandangan Rildo, kualitas pukulan para petenis muda yang tampil di ajang itu sudah cukup bagus. Mereka hanya kurang menguasai penempatan bola dibanding para petenis yang lebih berpengalaman.

Moya Open 2019 menghadirkan kejutan pada sektor tunggal putra, di mana Althaf Dhaifullah menjadi juara setelah mengalahkan Aditya Hari Sasongko. Pada kategori tunggal putri, petenis yang membela Kalimantan Selatan Fadona Titalyana menjadi jawara setelah menundukkan Fitrana Sabrina di final.

Gelar juara ganda putri direbut pasangan senior Beatrice Gumulya/Jessy Rompies. Sedangkan pasangan Anthony Susanto/Andery Styawanto menjuarai kategori ganda putra.

Baca juga: Ketua Pelti upayakan perbanyak jam terbang bagi Ari Fahresi

Baca juga: PP Pelti tak bebankan atlet juara di Combiphar Tennis Open

Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019