Jadi nanti orang mau bikin film, kalau dia mau syutingnya indoor bisa pakai tempat kita, habis syuting bisa post production
Jakarta (ANTARA) - Perum Produksi Film Negara (PFN) akan membangun Creative Hub melalui sinergi BUMN bekerja sama dengan PT Wijaya Karya dan Waskita Karya.

Direktur Komersial dan Pemasaran PFN Elprisdat dalam diskusi Ngopi BUMN di Jakarta, Selasa menjelaskan Creative Hub tersebut akan menjadi pusat kreatif industri film di mana di dalamnya terdapat fasilitas untuk “shooting”, “post production” hingga bioskop.

“Jadi kita menyiapkan studio untuk syuting kemudian fasilitas ‘post production’, sekolah vokasi, lalu di atas nya kita mediasi untuk film investment. Kemudian nanti ada bioskop. Nanti supportingnya di situ juga akan dibangun mall, kemudian ada hotel, ada sekolahnya,” katanya.

Creative Hub itu aman dibangun di lahan seluas 2,4 hektare di sekitar kawasan kantor PFN di Jakarta Timur.

Ia menuturkan dengan adanya pusat kreatif tersebut, masyarakat yang bisa menggunakannya untuk membuat film, bahkan mengirimkan film untuk dikurasi dan nantinya bisa diproduksi.


Baca juga: PFN bakal gandeng sineas milenial untuk produksi 21 film sampai 2023

“Jadi nanti orang mau bikin film, kalau dia mau syutingnya indoor bisa pakai tempat kita, habis syuting bisa ‘post production’, bisa cari tenaga kerja. karena kita ada pelatihan produksi ada sutradara, kru dan lain-lain,” katanya.

Pembangunan Crative Hub dimulai 2020 dan ditargetkan 2023 rampung, sementara saat ini masih dalam proses izin.

Elprisdat mengatakan pembangunan Creative Hub merupakan kerja sama dengan PT Wijaya Karya dengan PT Waskita Karya di mana dua BUMN karya itu akan menyuntikkan dana sebesar Rp1 triliun.

Nantinya dibentuk anak usaha hasil usaha patungan (joint venture) antara Wika, Waskita dengan anak usaha PFN.

Baca juga: Shelvy Arifin ingin PFN berlari kencang

“Pembiayaannya dari WIKA dan waskita. Kita ‘land lord’, tapi kita dapat gedung fasilitas, mereka juga punya bisnis,” ujarnya.

Pembangunan Creative Hub merupakan salah satu bagian dari Pipeline 2020-2023 dan kebangkitan PFN setelah 26 tahun tidak beroperasi.

Seiring dengan itu, PFN juga akan memproduksi 21 film dari 2020 hingga 2023.

Film-film tersebut dengan tema besar yakni sejarah (1945, Hoegeng, Kairo-Tiga Sahabat Menggali Dunia dan Saimar), film petualangan anak (Si Unyil The Movie, Lima Menerjang Badai, Sang Timur Jauh) dan film drama (Akad, Layar Terkembang, Sabai Nun Aluih) yang merupakan kerja sama antara lain, PT Balai Pustaka, PT Indonesia Tourism Development Corporation, PT Ideosource dan Dante Sinema.

Baca juga: DNI dorong industri perfilman Indonesia
Baca juga: Bekraf optimistis perfilman nasional makin membaik


Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019